Kamis, 20 Juni 2024

Bagaimana Sebuah Galaksi Mati?

Ilustrasi galaksi.© Unsplash/Gillermo Ferla

 Pada akhirnya, semua galaksi, termasuk Bima Sakti akan menemui ajalnya.

Tapi bagaimana galaksi bisa mati? Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan itu terjadi. Apa saja, berikut seperti dikutip dari Space.

Monster lubang hitam

Di jantung hampir setiap galaksi terdapat lubang hitam supermasif. Dalam kasus Bima Sakti, kita memiliki Sagitarius A* yang berukuran lebih dari 4,5 juta matahari.

Biasanya, lubang hitam raksasa ini diam dan tidak aktif, hanya menyedot gas atau bintang yang berkeliaran terlalu dekat.

Namun kadang-kadang mereka menyedot jauh lebih besar. Ketika melakukannya, gas berputar di sekeliling lubang hitam dan memadat, mencapai suhu lebih dari satu miliar derajat.

Temperatur yang sangat tinggi tersebut menyebabkan gas mengeluarkan sejumlah besar radiasi yang kemudian membanjiri seluruh galaksi, memanaskan cadangan gas dan mencegah pembentukan bintang-bintang baru.

Meskipun keadaan biasanya menjadi tenang setelah itu, dalam kasus terburuk, radiasi dari sekitar lubang hitam dapat mengeluarkan sejumlah besar gas dari galaksi.

Hal ini tidak sepenuhnya menghancurkan sebuah galaksi, namun secara efektif membunuhnya dengan mencegah terbentuknya bintang-bintang baru dalam waktu yang sangat lama dan dalam beberapa kasus selamanya.


Masuk ke dalam gugus galaksi

Gugus galaksi biasanya menjadi rumah bagi ribuan galaksi atau lebih.

Namun gugus galaksi berisi lebih dari sekedar galaksi tetapi juga menyimpan reservoir besar gas panas dan tipis yang dikenal sebagai media intracluster (ICM)

ICM sangat tipis namun ketika galaksi-galaksi berkumpul menjadi sebuah gugus, mereka tetap harus melewatinya.

Awalnya hal tersebut mengarah pada pembentukan bintang dalam putaran singkat karena gelombang kejut menekan awan gas di seluruh galaksi.

Namun pada akhirnya, tekanan dari gas tersebut akan mengambil potongan-potongan gas dari galaksi seperti puing-puing yang beterbangan dari meteorit.

Meski sebagian besar galaksi bertahan saat melewati ICM, beberapa galaksi yang lebih kecil dapat menguap seluruhnya.

Tabrakan dengan galaksi lain

Tabrakan galaksi mewakili salah satu pelepasan energi terbesar di alam semesta, dan itu berarti ini bukanlah pemandangan yang indah.

Bima Sakti kita akan bertabrakan dengan galaksi tetangga kita Andromeda dalam waktu sekitar 5 miliar tahun.

Tabrakan tersebut dapat menimbulkan gelombang pasang surut yang sangat besar yang terdiri dari aliran bintang-bintang yang terpecah dan gas yang mengelilingi galaksi.

Selama tabrakan dan penggabungan, banyak sekali bintang yang hilang akibat interaksi acak. Dan ketika masing-masing lubang hitam supermasif bertemu, putaran radiasi baru menghantam galaksi yang baru bergabung tersebut.

Kehancuran gabungan ini menghabiskan cadangan gas di galaksi, sehingga secara efektif menghentikan pembentukan bintang untuk selamanya.

Masuk ke galaksi yang lebih besar

Jika galaksi yang lebih kecil dan galaksi pendamping yang jauh lebih besar bergabung, hal ini dapat berarti akhir dari galaksi yang lebih kecil.

Para astronom sendiri telah mengidentifikasi lusinan kumpulan, aliran, gumpalan, dan sisa-sisa lainnya. Itu merupakan sebuah tanda sejarah penggabungan dari galaksi berukuran kecil ke besar .


'Matahari Buatan' Made In China Hasilkan Medan Magnet dalam Fusi Nuklir

 



Mereka mengumumkan pencapaian besar dalam penemuan struktur medan magnet canggih “untuk pertama kalinya di dunia” menggunakan tokamak Huanliu-3 (HL-3), yang juga dikenal sebagai “matahari buatan” China

Dilansir dari interestingengineering, penemuan ini merupakan hasil percobaan gabungan internasional putaran pertama yang dilakukan pada tokamak HL-3, sebuah proyek yang dibuka untuk kolaborasi global pada akhir tahun 2023.

'Matahari Buatan' Made In China Hasilkan Medan Magnet dalam Fusi Nuklir© Bisnis.com



Menurut Chinese Media Group, eksperimen tersebut melibatkan 17 lembaga penelitian dan universitas terkenal di seluruh dunia, termasuk Komisi Energi Atom dan Energi Alternatif Prancis dan Universitas Kyoto di Jepang.

Hal ini menegaskan komitmen China terhadap kerja sama internasional dalam mengatasi krisis energi global.


Tokamak HL-3 telah dirancang dan dikembangkan secara independen oleh Tiongkok. Ini juga merupakan perangkat fusi nuklir terbesar dan tercanggih di negara tersebut.

Teknologi ini meniru proses pembangkitan energi matahari melalui fusi nuklir terkendali, sebuah teknologi mutakhir dengan potensi besar untuk memecahkan tantangan energi dan lingkungan global.

Pada bulan Agustus 2023, tokamak HL-3 mencapai tonggak sejarah besar dengan berhasil beroperasi di bawah arus plasma 1 juta ampere. Eksperimen ini memperkuat posisi Tiongkok di garis depan penelitian fusi nuklir dalam kurungan magnetik.

Terobosan terbaru ini sangat penting untuk mengendalikan dan membatasi plasma super panas di dalam tokamak.

Fusi nuklir terkendali telah lama dianggap sebagai hal yang paling penting dalam penelitian energi, menjanjikan sumber energi yang bersih dan praktis tidak ada habisnya.

China telah secara aktif mempromosikan kerja sama internasional di bidang energi nuklir, yang dicontohkan oleh kemitraan baru-baru ini dengan Perancis, termasuk inisiatif penelitian bersama dan kontribusi pada proyek Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER).

Dengan membuka tokamak HL-3 untuk kolaborasi internasional dan berpartisipasi aktif dalam inisiatif energi nuklir global, Tiongkok menunjukkan komitmennya untuk memajukan solusi energi ramah lingkungan dan memenuhi permintaan energi dunia yang terus meningkat.

Konfigurasi magnetik inovatif yang ditemukan oleh tim ilmuwan internasional mewakili kemajuan besar dalam fisika plasma dan teknologi fusi.

Perkembangan ini, dilaporkan oleh China Media Group, merupakan kemajuan signifikan menuju sumber energi ramah lingkungan.

Selain itu, perlombaan global untuk memanfaatkan kekuatan “matahari buatan” juga terus memanas.

Baru-baru ini, reaktor Penelitian Lanjutan Tokamak Superkonduktor Korea Selatan (KSTAR) mencapai tonggak sejarah besar dengan mencapai suhu tujuh kali lebih panas dari inti matahari.

“Untuk mengembangkan energi fusi, penting untuk mengamankan teknologi guna mempertahankan plasma bersuhu tinggi dan berkepadatan tinggi di mana reaksi fusi terjadi paling aktif dalam jangka waktu yang lebih lama,” kata Institut Energi Fusi Korea (KFE) pada saat itu.


5 Fakta Mengejutkan tentang Alam Semesta

 Alam semesta adalah segalanya yang mencakup seluruh ruang, semua materi serta energi yang terkandung dalam ruang. Bahkan, waktu dan, tentu saja, kita termasuk dalam alam semesta.

Bumi dan Bulan adalah bagian dari alam semesta, begitu pula planet-planet lain. Selain asteroid dan komet, planet-planet juga mengorbit Matahari.

Matahari adalah salah satu di antara ratusan miliar bintang di galaksi Bima Sakti, yang sebagian besar bintang tersebut memiliki planet sendiri, yang dikenal dengan nama exoplanet.

Bima Sakti hanyalah salah satu dari miliaran galaksi di alam semesta yang dapat diamati. Semua bintang di semua galaksi dan semua hal lain yang bahkan para astronom tidak dapat amati adalah bagian dari alam semesta.


Ilustrasi alam semesta© NASA


Fakta-fakta tentang alam semesta

Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang alam semesta yang kita huni:

1. 95% alam semesta tidak terlihat

Ada sebuah penemuan yang sangat menakjubkan, yakni segala sesuatu yang telah dipelajari sains selama 350 tahun terakhir hanyalah sebuah kontaminan kecil di alam semesta.

Hanya ada sekitar 4,9% energi massa alam semesta yang berupa atom (bahan-bahan yang membentuk kita, bintang-bintang, dan galaksi-galaksi).

Sekitar 26,8% energi massa kosmik adalah materi gelap yang tidak terlihat. Ini terungkap karena materi gelap menarik gravitasinya pada materi yang terlihat.

Kandidat penyusun materi gelap mencakup partikel subatom, yang sampai sekarang belum diketahui, dan lubang hitam yang terbentuk pada saat Big Bang.


Namun, selain materi gelap, terdapat energi gelap yang menyumbang 68,3% energi massa alam semesta. Energi ini tidak terlihat, ia memenuhi seluruh ruang dan mempercepat perluasan kosmik.

2. Ada lubang hitam supermasif di jantung setiap galaksi

Galaksi aktif seringkali memancarkan cahaya 100 kali lebih banyak dibandingkan galaksi normal. Dengan ditemukannya quasar pada tahun 1963 , jelas bahwa cahaya tidak berasal dari bintang tetapi dari wilayah pusat yang lebih kecil dari tata surya.

Satu-satunya sumber energi yang dapat dibayangkan adalah materi yang dipanaskan hingga berpijar saat ia berputar ke dalam lubang hitam raksasa yang massanya mencapai 50 miliar kali massa Matahari.

Pada tahun 1990-an, Teleskop Luar Angkasa Hubble milik NASA menemukan, meskipun galaksi aktif hanya berjumlah sekitar 1% dari seluruh galaksi, lubang hitam supermasif bukanlah anomali.

Hampir setiap galaksi, termasuk Bima Sakti, memiliki satu galaksi, namun karena kekurangan pasokan "makanan", sebagian besar lubang hitan tersebut telah mati.

3. Sebagian besar benda di alam semesta mempunyai gravitasi yang tolak-menolak

Alam semesta terus mengembang, galaksi-galaksi penyusunnya berhamburan bagaikan serpihan kosmik setelah Big Bang. Satu-satunya gaya yang bekerja adalah gravitasi, yang bertindak seperti jaringan elastis di antara galaksi-galaksi.

Namun, pada tahun 1998, bertentangan dengan semua perkiraan, para astronom menemukan bahwa perluasan alam semesta justru semakin cepat.

Untuk menjelaskannya, mereka mendalilkan keberadaan benda tak kasat mata, yang mereka sebut energi gelap, yang memenuhi ruang angkasa dan memiliki gravitasi tolak-menolak. Gravitasi tolak menolak energi gelap inilah yang mempercepat perluasan kosmis.

4. Sebagian besar sistem planet berbeda dengan sistem tata surya

Penemuan planet di sekitar bintang lain, berdasarkan perhitungan terakhir, lebih dari 3.500 telah dikonfirmasi, telah membingungkan parah ahli. Pasalnya, sistemnya tidak ada yang seperti tata surya.

Ada sistem planet yang sangat kompak, yang semua planetnya mengorbit lebih dekat ke bintang induknya dibandingkan Merkurius, planet terdalam di Tata Surya, ke Matahari.


Ada juga planet bermassa sebesar Jupiter yang pasti bermigrasi ke dalam.Ada planet yang orbitnya sangat elips, mirip dengan komet. Ada juga planet yang mengorbit bintangnya dengan cara yang salah.

Mengingat bahwa planet-planet diyakini membeku akibat gas dan debu yang berputar ke arah yang sama mengelilingi matahari yang baru lahir, penemuan terakhir ini sangat sulit untuk dijelaskan.

Sampai saat ini, belum ada yang tahu apakah keanehan tata surya kita ada hubungannya dengan kesadaran umat manusia terhadap hal tersebut.

5. Sepertinya, manusi tidak sendirian

Ada sekitar 100.000.000.000.000.000.000.000 bintang di alam semesta, dan mungkin lebih banyak planet daripada bintang.

Namun, di tengah luasnya alam semesta, sejauh ini, hanya ada satu tempat yang kita ketahui terdapat kehidupan, yakni Planet Bumi.

Meskipun ada pencarian sinyal cerdas, tidak ada tanda-tanda kehidupan di luar Bumi yang ditemukan. Faktanya, ada argumen yang kuat bahwa jika bentuk kehidupan seperti itu ada di luar sana, kita tidak hanya akan melihat tanda-tandanya tetapi mereka juga seharusnya sudah ada di sini.

Namun, tidak adanya bukti bukanlah bukti ketiadaan. Butuh waktu tiga miliar tahun bagi manusia untuk beralih dari sel tunggal ke kehidupan yang kompleks, yang menunjukkan bahwa mengambil langkah ini sulit dilakukan.

Perlu diingat bahwa peradaban teknologi seperti yang dimiliki manusia saat ini mungkin langka dan umurnya pendek; manusia mungkin telah melewatkan jutaan atau milyaran tahun lainnya. Sementara itu, alternatif lainnya adalah yang terdekat mungkin terlalu jauh untuk kita deteksi.


Kisah Bule Dapat 100 Batang Emas di Laut Indonesia, Berawal dari Baca Arsip Belanda!

Di balik pesona alamnya yang memukau, Indonesia menyimpan harta karun yang tak terhitung jumlahnya. Kisah-kisah penemuan harta karun ini selalu mengundang rasa penasaran dan membangkitkan jiwa petualang. Salah satu sosok fenomenal yang menjelajahi lautan demi mencari harta karun adalah Michael Hatcher.

Pria kelahiran 1940 ini menjalani profesi yang mungkin dianggap ketinggalan zaman, yakni penjelajah lautan. Meski dianggap sebelah mata, profesi inilah yang kemudian melambungkan nama dan berhasil mempertebal dompetnya.

Awal mula Hatcher terjun sebagai pemburu harta karun bermula pada tahun 1975. Suatu hari di gedung Arsip Nasional Belanda, dia membaca arsip Belanda tentang kapal karam masa VOC dan pemerintah Hindia Belanda. Dia sadar kalau karamnya kapal tidak hanya meninggalkan kerangka, tetapi juga barang berharga yang dibawanya di dasar laut.

Sebut saja seperti batangan emas, guci-guci berharga, hingga perak. Barang tersebut jika berhasil diangkat dan dijual pasti harganya mahal. Sejak saat itu dia memetakan wilayah di Indonesia yang jadi kemungkinan kandasnya kapal.









Ilustrasi emas batang/Foto: Freepik

Pada sisi lain, tak mudah untuk mengambil harta karun. Untuk mengambilnya Hatcher perlu turun ke dasar laut sedalam lebih dari 50 meter. Semakin dalam semakin bahaya. Jarak pandang kian pendek dan arus semakin kencang.

Akan tetapi, pada 1986, Hacther berhasil melakukannya. Ia menemukan kapal VOC, Geldermalsen, yang tenggelam di perairan Karang Heliputan, Riau. Dia berhasil mendapatkan 100 emas batang dan 20.000 porselin China (sumber lain menyebut 225 emas batang dan 160.000 keramik) dari Dinasti Ming dan Qing.

Tentu usaha ini dilakukan secara ilegal dan diam-diam agar tidak diketahui pemerintah.

"Seluruh barang itu dilelang di Balai Lelang Christie, Amsterdam. Laku terjual seharga 15 juta dollar AS [Setara Rp 210 miliar]," tulis Widiati dalam Keramik Kuna Dari Dasar Laut Perairan Indonesia.

Dia berpendapat bahwa usaha ini seharusnya tak bermasalah dan dirinya mendapat izin pemerintah Belanda. Pemerintah Belanda pun menurutnya mendapat bagian 10% dari penjualan.