Kamis, 16 Juli 2020

Alas Harum Bali, Wisata Hits Ayunan Ekstrem di Tengah Sawah

Alas Harum Agrotourism di Tegallalang, Bali.© Disediakan oleh Kompas.com Alas Harum Agrotourism di Tegallalang, Bali.KOMPAS.com – Tegallalang terkenal dengan undakan sawahnya yang kerap dijadikan sebagai spot berfoto wisatawan saat berkunjung ke Kabupaten Gianyar, Bali.
Namun, di sana juga terdapat satu tempat wisata di tengah sawah yang menawarkan berbagai aktivitas menarik, yakni Alas Harum Agrotourism.
Berdasarkan keterangan dalam situs resminya, Selasa (14/7/2020), tempat wisata tersebut memiliki enam spot berfoto unik.
Wisatawan juga bisa bermain sepeda atau ayunan ekstrim, dan membeli kopi luwak di Alas Harum Store.
Adapun spot berfoto yang dimaksud adalah Dancing Bridge, Bird Nest, Pekak Brayut, Gorila, Glass Flooring, dan Education Temple.
Untuk Dancing Bridge, Alas Harum Agrotourism menawarkan pengalaman berfoto di atas sebuah jembatan berayun.
Selain berfoto, tempat tersebut bisa digunakan untuk melihat pemandangan sawah terasering khas Tegallalang, serta aliran sungai di bawah.
Alas Harum Agrotourism di Tegallalang, Bali.
© Disediakan oleh Kompas.com Alas Harum Agrotourism di Tegallalang, Bali.
Sementara Bird Nest, wisatawan bisa berfoto dalam sebuah bundaran berbentuk sarang burung yang terbuat dari susunan ranting. Wisatawan tidak perlu khawatir jatuh karena di bawahnya terdapat jaring.
Untuk Pekek Brayut dan Gorila, kedua tempat tersebut menawarkan tempat swafoto dengan ukiran batu berbentuk unik. Keduanya terletak saling berdekatan.
Namun untuk Pekek Brayut, wisatawan bisa berfoto di beberapa undakan unik. Ada juga ukiran batu berlumut yang membentuk beberapa manusia.
Sementara Gorila, wisatawan bisa berfoto dengan sebuah ukiran batu berlumut yang dibentuk menyerupai wajah gorila.
Salah satu yang mungkin jarang ditemukan di beberapa tempat wisata adalah atraksi lantai kaca. Di Alas Harum Agrotourism, wisatawan bisa berfoto di sana sembari melihat pemandangan sawah terasering.

Alas Harum Agrotourism di Tegallalang, Bali.© Disediakan oleh Kompas.com Alas Harum Agrotourism di Tegallalang, Bali.
Namun, jika kamu takut akan ketinggian, sebaiknya tidak menunduk saat berfoto di Glass Flooring.
Jika ingin foto di sebuah pura yang terletak di tengah air, wisatawan bisa langsung menuju Education Temple. Selain foto di pura, kamu juga bisa foto di beberapa undakan jalur yang mengarah ke pura.
Kegiatan menantang
Apabila ingin merasakan sensasi wisata yang mungkin sedikit menegangkan, kamu bisa coba menaiki beberapa ayunan yang telah disediakan.
Setiap ayunan memiliki tingkat Extreme dan Super Extreme. Masing-masing memiliki ketinggian mencapai 15 meter dan 25 meter dari tanah.
Sembari menaiki ayunan tersebut, kamu juga bisa melihat pemandangan. Kamu juga bisa pilih apakah ingin naik ayunan sendiri atau bersama pasangan di ayunan yang memiliki tinggi 20 meter.
Alas Harum Agrotourism di Tegallalang, Bali.© Disediakan oleh Kompas.com Alas Harum Agrotourism di Tegallalang, Bali.Harga yang ditawarkan untuk menaiki ayunan beragam yakni sebagai berikut:
Regular
  1. Extreme Rp 150.000.
  2. Super Extreme Rp 200.000.
  3. Couple Rp 300.000.
Express, tidak ada antrean
  1. Extreme Rp 250.000.
  2. Super Extreme Rp 300.000.
  3. Couple Rp 450.000.
Jika ingin menaiki dua ayunan sendiri dan satu bersama pasangan, kamu bisa beli Package Swing seharga Rp 250.000.
Alas Harum Agrotourism sudah buka sejak 25 Juni 2020. Saat ini, mereka menawarkan harga tiket masuk Rp 10.000 hingga akhir Juli 2020. Tempat wisata terletak di Jalan Raya Tegallalang.
Pada masa pandemi seperti saat ini, pastikan saat berkunjung tetap melakukan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, yaitu dengan mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, serta tidak bepergian jika demam atau suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celsius.
Perlu dicatat, jika ingin berkunjung, taati protokol kesehatan dengan memakai masker, jaga jarak minimal satu meter, gunakan hand sanitizer dan rajin mencuci tangan.
Kemudian pastikan suhu tubuh normal di bawah 37,3 derajat celcius.

3 Kopi Papua Paling Diburu di Mancanegara

foto© Disediakan oleh Tempo.co foto
TEMPO.COJakarta - Kunci kekhasan dan kenikmatan kopi Papua, karena pohonnya ditanam pada ketinggian 1.400 – 2.700 mdpl di pegunungan tengah Papua. Biji-biji kopi itu pertama kali diperkenalkan oleh para misionaris dan pemerintah Belanda.
“Kopi di Lembah Baliem, Wamena pertama kali diperkenalkan oleh dinas pertanian Belanda atau Departement Landbouw op Nederlandscg Niew-Guinea pada tahun 1960,” ujar Hari Suroto peneliti Peneliti Balai Arkeologi Papua.
Kepala dinas pertanian pada waktu itu van der Sluis sengaja memilih bibit kopi arabika terbaik dan berkualitas tinggi, yang didatangkan langsung dari Papua Nugini. Kopi ini dikenal dengan kopi Jamaica Blue Mountain, yang tanaman indukannya berasal dari Jamaika. Di Lembah Baliem, kopi ini pertama kali ditanam di Kurima dan Bokondini.
Persoalannya, kopi-kopi itu ditanam di wilayah yang terpencil. Alhasil, pengangkutannya saat panen menjadi sangat mahal. Bahkan harus menggunakan helikopter. Salah satunya kopi Amungme, karena hasil panennya harus diangkut dengan helikopter, dengan sewa US$3.000 per satu jam, membuat kopi Amungme menjadi mahal di pasaran. Berikut kopi-kopi Papua yang disukai di dalam negeri hingga mancanegara.
© Disediakan oleh Tempo.coWarga menyeduh kopi arabika dari Pegunungan Bintang. Warga di kabupaten itu mengolah kopi dengan cara tradisional agar kualitas dan aroma kopi tetap terjaga. Dok. Hari Suroto
Kopi Amungme
Kopi Amungme diproduksi di Kabupaten Timika, Papua. Sesuai namanya, kopi ini dibudidayakan oleh suku Amungme di dekat tambang Tembagapura. Awalnya bibit kopi arabika typica dibawa dari Dogiyai dan selanjutnya dibudidayakan oleh petani suku Amungme.
Kopi Amungme ditanam di ketinggian 2.500 mdpl di sejumlah kampung yaitu Kampung Oroanop, Tsinga, Hoya, dan Banti. Saat ini sudah lebih 19 ribu hektare lahan di dekat tambang Tembagapura ditanami kopi Amungme dengan sistem tumpang sari. Jumlah pohon kopi yang telah ditanam mencapai 13.603 pohon dengan produksi rata-rata 606 kg atau 0,6 ton biji kopi (parchment) per tahun.
Pohon kopi Amungme dipupuk secara alami dengan tanaman bernitrogen serta material kompos dan multus hutan. Petani suku Amungme melakukan semua proses pengolahan kopi secara manual mulai dari panen hingga pengeringan. Setelah itu, proses pengorengan dan penggilingan akan dilakukan secara modern di Timika.
Jenis tanah berlogam mulia emas, iklim dan ketinggian wilayah Tembagapura menjadikan kopi Amungme beraroma khas. Kopi Amungme strukturnya full-body, sedikit asam rasanya, beraroma manis yang sangat khas dan kuat serta memiliki after taste (rasa yang tertinggal) berupa rasa moka.
Untuk membeli kopi Amungme siap konsumsi, konsumen bisa langsung datang ke unit pengolahan kopi Amungme di Timika. Selain itu, kopi ini juga tersedia di supermarket Kuala Kencana atau Tembagapura yang tidak jauh dari kompleks Freeport. Kopi Amungme juga diekspor ke Eropa, Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat.
Kopi Pegunungan Bintang
Pegunungan Bintang, Papua, memiliki kopi arabika spesial. Pada umumnya kopi arabika di Indonesia ditanam pada ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl). Di Pegunungan Bintang, kopi ditanam pada ketinggian 1800 hingga 2000 mdpl.
© Disediakan oleh Tempo.coPenyajian Kopi Koteka khas Oksibil Papua ala V60 di Alenia Papua Coffee and Kitchen Kemang, Jakarta Selatan. TEMPO | Francisca Christy Rosana
Pada ketinggian ini, udara sangat dingin dengan suhu 18 - 23 celcius. Suhu udara yang dingin, berkabut dan intensitas cahaya matahari yang kurang membuat buah kopi matang lebih lama di pohon. Inilah yang menjadikan kopi arabika Pegunungan Bintang berbeda dan berkualitas sempurna. Proses pematangan buah yang lama menjadikan zat gizi menumpuk dan rasa kopi cenderung lebih asam.
Kopi arabika mulai ditanam tahun 1970-an, benih kopi arabika typica didatangkan langsung dari Dogiyai dengan pesawat kecil oleh misionaris Belanda. Kopi arabika Pegunungan Bintang ditanam di Lopkop, Sabin, Distrik Okbab. Andaka, Distrik Okbibab serta Nangultil, Distrik Kiwirok.
Selain ditanam secara organik, biji kopi dipanen secara manual, hasil panen juga diproses secara manual dengan tangan manusia bukan mesin. Panasnya mesin pengolah kopi diduga dapat menurunkan kualitas kopi. Kopi Pegunungan Bintang memiliki rasa khas yaitu citrus, berry, jeruk, fruitysweet chocolate, sugar cane dan peach.
Selain dipasarkan di Sentani dan Kota Jayapura, kopi Pegunungan Bintang juga diminati oleh konsumen Australia, Selandia Baru, Belanda dan Amerika.
Kopi Moanemani
Kabupaten Dogiyai, Papua dikenal sebagai penghasil kopi arabika terbaik di Indonesia. Kopi dari Dogiyai lebih dikenal dengan nama kopi Moanemani.
Moanemani merupakan jenis kopi arabika yang ditanam secara organik oleh petani tradisional suku Mee, di Distrik Mapia, Kabupaten Dogiyai, Papua. Kopi ini sangat terkenal bagi penikmat kopi di Eropa dan Amerika. Kopi Moanemani ditanam oleh petani Suku Mee di kebun dekat hutan, lereng bukit maupun pekarangan rumah mereka.
Kopi ini pada awalnya diperkenalkan oleh misionaris pada tahun 1960-an. Pada waktu itu, pesawat kecil setelah drop logistik di pedalaman, ketika kembali ke Kota Nabire, kondisi pesawat dalam keadaan kosong.
Para misionaris dan pilot berpikir komoditas jenis apa yang bernilai tinggi yang bisa untuk mengisi pesawat yang kosong dan komoditas ini bisa mensejahterakan penduduk pedalaman. Maka sejak saat itulah, mulai dilakukan penanaman kopi. Karena Dogiyai terletak di ketinggian 1.000 hingga 2.000 meter di atas permukaan laut, maka kopi jenis arabika yang dipilih.
© Disediakan oleh Tempo.coSuku Mee menamam kopi jenis arabika yang disebut kopi moanemani yang ditanam di ketinggian 1.000-2.000 mdpl. Indukan kopi moanemani berasal dari Papua Nugini, yang asalanya dari kopi Jamaika Blue Mountains. Foto: Heru Sutoro
Dalam sejarahnya, kopi arabika yang ditanam di Dogiyai, bibitnya didatangkan dari Papua Nugini. Sedangkan kopi Papua Nugini sendiri, bibitnya didatangkan langsung dari Kingston, Jamaika. Sehingga kualitasnya tidak jauh beda dengan kopi Jamaica Blue Mountains, jenis kopi arabika premium terbaik di dunia.

Rabu, 15 Juli 2020

Minyak Kayu Putih, Oleh-oleh Khas Pulau Buru yang Diburu Wisatawan

Warga Pulau Buru tengah mengambil daun kayu putih untuk diolah sebagai minyak kayu putih.© Disediakan oleh Kompas.com Warga Pulau Buru tengah mengambil daun kayu putih untuk diolah sebagai minyak kayu putih.
KOMPAS.com - Belakangan ramai dibicarakan bahwa kayu putih disebut-sebut mampu menghalau virus corona.
Meski masih menimbulkan polemik, nyatanya kayu putih sudah lama dikenal bermanfaat baik dari segi kesehatan hingga membangkitkan sektor pariwisata.
Salah satu daerah Penghasil kayu putih terbaik di Indonesia adalah Pulau Buru. Menurut Ketua DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Buru, Figi Ode Marhum, kayu putih bahkan selalu menjadi incaran wisatawan untuk membawa oleh-oleh khas Pulau Buru.
Hal tersebut, kata dia, dikarenakan Kabupaten Buru sebagai salah satu penghasil minyak kayu putih terbanyak dengan kualitas minyak yang tinggi.
"Dan juga pohon kayu putih sendiri sudah menjadi identitas bagi masyarakat di Kabupaten Buru, karena pohon kayu putih ini tidak banyak dijumpai di pulau lain di Indonesia," kata Figi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/7/2020).
Kualitas kayu putih yang dinilai lebih baik di Pulau Buru juga menjadikan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke sana untuk mencari atau berburu kayu putih.
Figi mengatakan, bahwa beberapa daerah di Indonesia juga memiliki kayu putih, namun wisatawan lebih memilih datang langsung ke Pulau Buru untuk melihat langsung proses pembuatannya, hingga membelinya sebagai oleh-oleh.
"Di Pulau Seram itu kan ada pohon kayu putih juga, tetapi kualitas atau minyaknya itu lebih baik yang ada di Pulau Buru. Jadi makanya kayu putih selalu dijadikan oleh-oleh atau ciri khas ketika orang datang ke Pulau Buru. Istilahnya mending datang langsung dan bawa salah satu ciri khasnya," jelasnya.
Tak semua daerah di Pulau Buru
Kayu putih yang memiliki nama latin Melaleuca Leucadendra ini diakui Figi banyak dijumpai di hampir semua daerah Pulau Buru.
Namun demikian, ada beberapa daerah di Pulau Buru yang tak bisa dijumpai keberadaan kayu putih itu.
Wisatawan mancanegara asal Belanda tengah melihat proses penyulingan kayu putih.© Disediakan oleh Kompas.com Wisatawan mancanegara asal Belanda tengah melihat proses penyulingan kayu putih.
"Sebenarnya gak semua daerah di Pulau Buru ini semua punya pohon kayu putih. Misalnya di daerah barat itu kan vegetasinya sudah berbeda, kalau di dataran selatan juga berbeda. Nah, yang ada hanya di dataran timur sekitaran Kecamatan Namlea sampai Kecamatan Lilialy," ungkapnya.
"Jadi orang pikir Pulau Buru itu pulau kayu putih padahal tidak semua pulau buru adalah daerah berkayu putih. Coba cari saja ke daerah timurnya, di perkotaannya justru vegetasi kayu putih masih ditemukan," tambahnya.
Datang ke Kota Namlea
Kecamatan Namlea tidak hanya dikenal sebagai ibukota Kabupaten Buru, Maluku, namun juga sebagai pusat oleh-oleh kayu putih di Pulau Buru.
Kayu putih diakui Figi sudah menjadi ikon dan daya tarik orang berwisata ke Pulau Buru. Wisatawan berbondong-bondong datang ke Pulau Buru dan menuju Kota Namlea untuk berburu kayu putih.
Alat untuk mengolah kayu putih di Pulau Buru yang masih menggunakan alat tradisional.© Disediakan oleh Kompas.com Alat untuk mengolah kayu putih di Pulau Buru yang masih menggunakan alat tradisional.
Menurutnya, kota ini masih memiliki beberapa ketel yang digunakan untuk memasak kayu putih menjadi minyak kayu putih.
"Jadi wisatawan itu bisa lihat langsung proses tradisional mengolah kayu putih. Di kota ini masih ada lahan-lahan kosong yang ditumbuhi pohon kayu putih. Masyarakatnya gak lagi mengambil daun ke tempat yang jauh," jelasnya.
Saking banyaknya pohon kayu putih di sini, wisatawan tidak akan kesulitan mencari oleh-oleh berbahan kayu putih di sini.
Menurutnya, wisatawan juga dapat membeli hasil olahan kayu putih di beberapa toko-toko milik keturunan Tionghoa.
Warga Pulau Buru sedang memasak dan mengolah kayu putih menjadi minyak kayu putih. Pulau Buru dikenal sebagai daerah penghasil kayu putih terbaik di Indonesia.© Disediakan oleh Kompas.com Warga Pulau Buru sedang memasak dan mengolah kayu putih menjadi minyak kayu putih. Pulau Buru dikenal sebagai daerah penghasil kayu putih terbaik di Indonesia.
Harga satu botol minyak kayu putih
Bicara soal harga jika ingin membeli oleh-oleh minyak kayu putih di Pulau Buru, Figi menjelaskan bahwa harganya berbeda tergantung lokasi datarannya.
Adapun lokasi dataran yang dimaksudnya adalah tergantung lokasi kayu putih tersebut diolah.
"Jadi kayu putih itu kan ada yang diolah di dataran rendah dan dataran tinggi. Nah harganya pun berbeda juga di setiap toko oleh-oleh itu," terangnya.
Untuk satu botol minyak kayu putih, di dataran rendah dihargai Rp 150.000. Dataran rendah Pulau Buru berada di daerah kota yaitu Namlea.
Sementara itu, untuk dataran tinggi, satu botol minyak kayu putih dihargai lebih tinggi Rp 50.000-Rp 100.000 yaitu Rp 200.000-Rp 300.000 per botol.
"Jadi memang lebih mahal di dataran tinggi, karena dataran tinggi asupan mataharinya lebih kena, dan vegetasi udaranya lebih dapat untuk perkembangan di pohonnya itu. Hasilnya kualitas minyaknya lebih baik daripada dataran rendah," tuturnya.

Bali Jadi Destinasi Wisata yang Paling Ingin Dikunjungi di Tahun 2021

Ilustrasi pasangan romantis di gerbang Pura Lempuyangan Bali Foto: Shutter Stock© Disediakan oleh Kumparan Ilustrasi pasangan romantis di gerbang Pura Lempuyangan Bali Foto: Shutter Stock
Pandemi virus corona telah membuat sektor pariwisata terhenti, tak terkecuali Bali. Meningkatnya jumlah kasus terinfeksi virus corona membuat sejumlah wilayah terpaksa menutup perbatasan dan melakukan lockdown untuk menekan penyebaran virus corona.
Meskipun sejumlah negara belum dapat dikunjungi wisatawan tahun ini, minat liburan 2021 telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan, menurut Google Trends, pencarian destinasi wisata untuk 'liburan 2021' meningkat hingga 124 persen dibandingkan akhir Maret lalu.
Perusahaan perjalanan Kuoni Travel melakukan penelitian terhadap warga Inggris menggunakan data pencarian Google global. Hal ini bertujuan untuk menemukan 131 negara yang paling banyak dicari sebagai tujuan liburan pascapandemi pada tahun 2021.
Dilansir laman resmi Kuoni, berikut destinasi wisata yang paling ingin dikunjungi tahun 2021, khususnya bagi wisatawan Inggris.

1. Pulau Maladewa

Grand Park Kodhipparu Maldives bernuansa rustic dengan vila dari kayu dan rotan Foto: Grand Park Kodhipparu Maldives© Disediakan oleh Kumparan Grand Park Kodhipparu Maldives bernuansa rustic dengan vila dari kayu dan rotan Foto: Grand Park Kodhipparu Maldives
Maldives atau Maladewa yang dikenal dengan pesona pantainya yang sangat indah berada di posisi wahid sebagai destinasi wisata yang paling ingin dikunjungi wisatawan pada tahun 2021 mendatang. Berdasarkan data Google Trends, Maladewa telah masuk ke dalam pencarian Google sebanyak 6.000 kali per bulannya.
© Disediakan oleh Kumparan
Maldives salah satu negara di kawasan Benua Asia yang tersohor dengan keindahan lautnya dan hadirnya puluhan resor mewah kelas dunia. Pulau ini merupakan kawasan yang cocok untuk snorkeling dan diving.
Airnya yang masih bersih jernih membuat wisatawan bisa dengan jelas melihat biota laut, mulai dari terumbu karang, ikan-ikan lucu dengan warna-warna menggemaskan, hingga kuda laut.

2. Meksiko

Suasana pantai yang ada di Cancun, Meksiko Foto: Shutter Stock© Disediakan oleh Kumparan Suasana pantai yang ada di Cancun, Meksiko Foto: Shutter Stock
Sebagai negara yang kaya akan budaya dan sejarah, wajar bila Meksiko menjadi negara yang paling ingin dikunjungi tahun 2021. Cancun menjadi kota di Meksiko yang paling ingin dikunjungi oleh warga Inggris pada tahun 2021 mendatang.
Setelah sekian lama mengunci diri di dalam rumah, Cancun menjadi salah satu destinasi yang ingin dikunjungi warga Inggris untuk kembali menikmati suasana pantai. Daya tarik utama bagi wisatawan di sini adalah belanja, pasar, pantai dan kedai makanan lokal.

3. Bali, Indonesia

Ilustrasi indahnya Bali Foto: Dok. Kementerian Pariwisata© Disediakan oleh Kumparan Ilustrasi indahnya Bali Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
Keindahan Pulau Bali yang mendunia membuatnya menjadi salah destinasi wisata yang paling ingin dikunjungi pada tahun 2021 mendatang. Laporan itu menyebut bahwa keindahan hamparan sawah dan hutan hujan tropis yang dimiliki Bali membuatnya menduduki posisi ketiga dalam daftar harapan liburan 2021 di Inggris.
Salah satu keindahan alam yang menjadi magnet terbesar di Bali adalah wisata pantai. Mereka ke Bali karena terpikat oleh keindahan pantai dengan gelombangnya, terutama bagi yang berburu ombak untuk surfing.
Ilustrasi junior milenial backpacking ke Bali Foto: Shutter Stock© Disediakan oleh Kumparan Ilustrasi junior milenial backpacking ke Bali Foto: Shutter Stock
Bali juga memiliki beberapa situs scuba diving terbaik di planet ini, serta kuil bersejarah, spa santai, dan resor mewah yang tersembunyi di perbukitan di sekitar Ubud. Terlebih, Ubud baru-baru ini dinobatkan sebagai kota terbaik di dunia yang berada di posisi kesembilan.
Selain itu, Kuoni juga merilis lima negara yang paling dicari di google pencarian untuk dikunjungi tahun 2021. Uni Emirat Arab (UEA) dinobatkan sebagai negara nomor satu yang paling banyak dicari di google pencarian sebagai lokasi yang ingin dikunjungi tahun 2021 di 11 negara.
ilustrasi Kanada Foto: Shutter Stock© Disediakan oleh Kumparan ilustrasi Kanada Foto: Shutter Stock
Kemudian, kebersihan lingkungan dan kualitas udara yang dimiliki Kanada juga menjadikan negara tersebut sebagai salah satu destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi di dunia pascapandemi.
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut lima negara yang masuk ke dalam daftar negara paling banyak dicari untuk dikunjungi pada tahun 2021 berdasarkan riset yang dilakukan Kuoni.
1. Uni Emirat Arab (UEA)
2. Kanada
3. USA
4. Qatar
5. Mesir

Tanpa Aplikasi Jogja Pass, Turis Bakal Sulit Masuk Yogyakarta

Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menargetkan aplikasi pemantau atau pendata kunjungan wisatawan bisa diterapkan serentak akhir Juli 2020 ini.
Aplikasi yang awalnya dinamai Cared Plus (Cared +) atau Careness itu saat ini sudah bisa diunduh di layanan playstore dengan nama Jogja Pass.
"Targetnya akhir bulan Juli ini para pengelola wisata yang sudah mendapat rekomendasi menerima kunjungan wisata bisa menggunakan aplikasi itu,” ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY, Rony Primanto, Senin, 13 Juli 2020.
Aplikasi ini berfungsi mengidentifikasi pengunjung wisata khususnya dalam keperluan tracing, ketika muncul kasus Covid-19 baru di masa normal baru.
Patut diketahui, sepekan terakhir, saat Yogyakarta mulai dibanjiri wisatawan, terdapat 49 kasus baru muncul dengan rata-rata 7-8 kasus positif per hari. Aplikasi Jogja Pass pun menjadi satu cara menekan potensi penularan di masa normal baru ini.
Aplikasi yang kini dalam proses integrasi dengan aplikasi Visiting Jogja Dinas Pariwisata DIY itu, kelak menjadi salah satu aplikasi pemesanan tiket wisata secara online. Wisatawan bisa memesan tempat kunjungan wisata dengan identitas yang sudah diisi melalui Jogja Pass itu.
“Pengembangan tiket online untuk wisata juga kami lakukan karena di masa normal ini kan ada pembatasan kunjungan, jadi agar wisatawan juga tidak kecele saat kuota sudah penuh," ujar Roni.
Aplikasi ini terintegrasi pula ke sistem Covid Monitoring System Pemda DIY. Sehingga bisa diketahui apakah wisatawan yang berkunjung ada yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), atau positif Corona. Sehingga bisa ditelusuri dengan mudah ketika terjadi penularan.
Rony mengatakan pekan depan, pihaknya akan mengirimkan surat ke pemerintah kabupaten/kota di DIY, agar memakai aplikasi itu sebagai satu bagian Standar Operating Procedur (SOP) menerima kunjungan wisata.
Diskominfo juga menggelar pelatihan kepada pengelola wisata di 10 destinasi, yang menjadi pilot project pembukaan pada masa normal baru, untuk penerapan aplikasi itu.
Mereka yang diberi pelatihan adalah pengelola objek wisata Pantai Baron dan Kukup, Kalisuci, Gunung Api Purba Nglanggeran di Kabupaten Gunungkidul. Lalu pengelola Puncak Becici, Pinus Pengger, Seribu Batu, Pinus Sari serta Pantai Parangtritis di Kabupaten Bantul. Serta Tebing Breksi di Kabupaten Sleman.
foto© Copyright (c) 2016 TEMPO.CO fotoKawasan Pantai Kukup di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta mulai melaksanakan uji coba menerima kunjungan wisatawan. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Sukmono mengatakan para pengelola wisata yang saat ini sedang menguji coba pembukaan kembali, telah mendapatkan pelatihan menggunakan aplikasi itu, “Soal penerapannya di objek wisata kami menunggu instruksi Pemda DIY,” ujarnya.

Bidik Turis Cina dan Eropa, Yogya Siapkan Transportasi Premium

foto© Disediakan oleh Tempo.co foto
TEMPO.COJakarta - Permintaan jasa transportasi wisata premium diperkirakan bakal melonjak pada masa normal baru. Dengan selisih harga tak terpaut jauh dengan layanan reguler, namun layanan lebih privat. Inilah yang membuat jasa transportasi wisata premium akan banyak diburu wisatawan mancanegara.
"Akan sulit menjual jasa layanan transportasi reguler di masa Covid-19 ini, wisatawan khususnya mancanegara sadar benar soal keamanan dan kenyamanan saat berpergian dan mereka menuntut layanan lebih baik," ujar Triyono, perintis Difa Bike, layanan transportasi difabel yang kini juga tengah mengajukan layanan transportasi premium di bandara Yogyakarta International Airport (YIA).
Triyono menuturkan, 40 persen wisatawan mancanegara yang datang ke Yogyakarta, umumnya kelompok wisatawan berduit dari Eropa. Hanya 10 persen yang backpacker, dari Australia. Wisatawan asal Eropa ini biasanya menyukai layanan premium.
Dalam situasi normal baru nanti, ujar Triyono, diperkirakan kunjungan wisatawan melalui bandara YIA di Kulon Progo dalam seharinya mencapai 14 ribu orang. Ini seiring banyaknya penerbangan langsung (direct flight) antarnegara yang disediakan di bandara itu. Baik Cina, Singapura, Thailand, Arab Saudi juga negara di kawasan Eropa.
Wisatawan dari kelas menengah atas dinilai sangat sensitif dan akan membutuhkan layanan premium, "Para wisatawan mancanegara ini tentu akan mencari layanan transportasi yang sudah menerapkan SOP (standar operational procedure) yang jelas, juga premium," ujarnya.
Seperti adanya jarak penumpang dengan driver yang lebih aman dalam kendaraan, sterilisasi kendaraan tiap selesai beroperasi, selalu wangi, dan driver yang ketat menjalankan protokol Covid-19.
"Sopir dan kendaraan juga tidak boleh nongkrong sembarangan, harus ada pool sendiri yang menjamin keamanannya," ujar Triyono yang kini menyiapkan 30 unit kendaraan layanan premium, hasil kerja sama dengan perusahaan layanan transportasi di Yogyakarta itu.
Triyono menuturkan, sejumlah kendaraan premium yang disiapkan pun tergolong premium seperti Toyota Alphard. Kendaraan itu juga akan dibuat ramah difabel dengan menambahkan fitur wheel car cap.
Di mana untuk tempat duduknya bisa bergerak otomatis keluar, menjangkau pengguna yang memakai kursi roda agar mudah naik.
"Kami sedang ajukan ke ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) untuk bisa memodifikasi kendaraan premium ini ramah difabel, menunggu persetujuan layanan itu di bandara YIA dulu," ujarnya.
Triyono menyebut, kendaraan premiun ramah difabel sengaja disediakan karena banyak wisatawan mancanegara membutuhkan moda ini. Seperti wisatawan asal Cina yang dikenal sangat memperhatikan orang tua.
Mereka dinilai tak segan mengeluarkan biaya berapapun demi membahagiakan orang tuanya. Termasuk dalam layanan transportasi wisata premium ini. Triyono sempat meriset, wisatawan Cina yang berkursi roda belum tentu penyandang disabilitas. Namun mereka meminta layanan itu agar tak mudah lelah. Wisatawan ini biasanya juga menggunakan layanan first class.
© Disediakan oleh Tempo.coTriyono, perintis layanan Difa Bike mempersiapkan layanan transportasi premium di Bandara YIA di masa normal baru. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Triyono memperkirakan tarif layanan premium transport ini tujuh kali lipat dari harga layanan reguler. Misalnya untuk wilayah dalam Yogyakarta, jika layanan reguler tarif batas bawahnya Rp50.000 maka layanan premium bisa Rp350.000. Kendaraan yang digunakan misalnya Toyota Innova Reborn atau Toyota Fortuner.
Namun untuk kendaraan seperti Toyota Alphard dengan layanan luar Yogyakarta tarif diperkirakan bisa berkisar Rp1 jutaan sekali jalan dari bandara YIA. Hanya saja, Triyono belum bisa memastikan kapan layanan itu akan beroperasi. Sebab sampai saat ini layanan penerbangan bandara di YIA juga belum beroperasi penuh.

Kunci Kebangkitan Pariwisata Indonesia Ada di Penerapan Protokol Kesehatan

Analis Kebijakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Noviendi Makalam menilai, penerapan protokol kesehatan berperan penting atau jadi kunci membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia yang terdampak Covid-19.
Analis Kebijakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Noviendi dalam webinar bertajuk Adaptasi Kebiasaan Baru yang Sehat, Aman, dan Produktif bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, Senin (13/7/2020).
© Disediakan oleh Kompas.com Analis Kebijakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Noviendi dalam webinar bertajuk Adaptasi Kebiasaan Baru yang Sehat, Aman, dan Produktif bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, Senin (13/7/2020).
"Protokol ini, merupakan salah satu tindakan yang dilakukan Kemenparekraf untuk mengembalikan kepercayaan wisatawan terhadap pariwisata Indonesia," tuturnya seperti dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com.
Hal tersebut dikatakan Noviendi dalam webinar dengan Alodokter yang bertajuk “Adaptasi Kebiasaan Baru yang Sehat, Aman, dan Produktif bagi para Pelaku Pariwisata dan Ekonomi Kreatif”, Senin (13/7/2020)
Untuk mewujudkan upaya tersebut, Noviendi mengatakan, Kemenparekraf mendorong para pengusaha hotel dan restoran menerapkan protokol kesehatan sesuai standar Cleanlines, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE).
“Protokol ini disusun untuk mendorong kesiapan destinasi dalam rangka adaptasi kebiasaan baru,” ujar Noviendi seperti dalam keterangan tertulisnya.
Menurut dia, upaya ini dilakukan mengingat saat ini ada kecenderungan wisatawan akan mencari destinasi wisata yang aman dan bersih untuk menghindari penyebaran Covid-19.
“Kami melihat profil pengunjung hotel sekarang berubah. Jadi kalau ada hotel yang tidak mau menerapkan CHSE dia sendiri yang akan rugi karena ini adalah permintaan konsumen,” katanya.
Hal tersebut diamini Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf atau Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) Wawan Rusiawan.
Menurutnya, protokol kesehatan perlu diterapkan dan dipatuhi untuk meningkatkan kepercayaan dan daya tarik wisatawan untuk datang ke destinasi wisata.
“Kami harus menjaga kesehatan dan kebersihan agar Covid-19 segera berakhir dan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) kembali bangkit,” imbuh Wawan.
Pada Kesempatan yang sama, Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR) Republik Indonesia RI, Syaiful Huda, mengapresiasi penyusunan protokol kesehatan bagi pengelola dan pengunjung hotel dan restoran memasuki fase kebiasaan baru.
Menurut Syaiful, pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan sektor yang harus segera dibangkitkan kembali untuk memperbaiki perekonomian negara.
Tak hanya itu, Syaiful juga berharap Kemenparekraf atau Baparekraf dapat membantu para pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terkena dampak pandemi Covid-19.
“Harus ada relaksasi bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, keringanan juga perlu ada tambahan dana agar mereka bisa bangkit kembali ketika masuk era pemulihan ini,” tutur Syaiful.
Sebagai informasi, acara tersebut turut dihadiri Medical Application Development Specialist Alodokter Gloria Kemala.
Dalam kegiatan itu, ia berpesan agar para pengunjung serta pekerja hotel dan restoran untuk selalu menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan seperti selalu mencuci tangan, menerapkan physical distancing atau menjaga jarak dan selalu mengenakan masker.
“Jika akan keluar rumah disarankan untuk membawa masker kain lebih dari satu. Karena optimalnya 4 jam sekali masker itu harus diganti,” ucap Gloria.