Harimau Sumatera |
Penyelamatan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang populasinya di alam kini ditaksir tinggal 441 - 679 bukan hanya jadi tanggung jawab lembaga konservasi ataupun pihak taman nasional.
Pola konsumsi orang-orang kota macam Jakarta sebenarnya juga menentukan keberlangsungan hidup spesies ikonik dari Indonesia tersebut. Karenanya, orang-orang kota pun juga harus ikut bertanggung jawab.
Yoan Dinata dari Forum Harimau Kita mengungkapkan, ada sejumlah cara bagi warga Jakarta dan kota-kota lainnya untuk ikut melindungi harimau sumatera.
Salah satu cara ialah tak membeli produk dari kulit harimau atau bagian tubuh lainnya. Hal lain adalah melaporkan kepada pihak berwajib bila menjumpai orang yang memperdagangkan atau memiliki harimau sumatera hidup maupun awetan.
"Kurangi juga konsumsi barang-barang yang terbuat dari kayu alam," kata Yoan saat dihubungi Kompas.com, Jumat (29/7/2016).
Menurutnya, banyak barang kayu alam diperoleh dari penebangan ilegal yang merusak habitat harimau sumatera. "Pakai produk kayu tersertifikasi," imbuhnya.
Sementara, Devy Suradji, Marketing Director WWF Indonesia, mengungkapkan pentingnya kepedulian dengan mendonasikan dana untuk kepentingan harimau sumatera.
"Kami juga mengajak publik untuk mengurangi penggunaan kertas, memilih produk hutan yang lestari ataupun lebih selektif memilih produk sawit," tuturnya.
Produk kertas seperti tisu, kertas tulis, dan karton terbuat dari bahan baku bubur kertas yang dihasilkan oleh industri perkebunan di Sumatera.
Demikian juga sawit yang hampir terdapat di setiap produk makanan dan kosmetik yang dipakai sehari-hari. Sawit dihasilkan oleh perkebunan sawit di Sumatera yang banyak berkontribusi pada kebakaran hutan.
Pengurangan produk kertas dan selektif memilih produk sawit membantu melestarikan hutan Sumatera habitat harimau dari kerusakan.
Tanggal 29 Juli diperingati sebagai hari Harimau Global. Sekaranglah saatnya, siapa pun termasuk warga Jakarta, ikut serta melestarikan harimau sumatera.
Sementara, Devy Suradji, Marketing Director WWF Indonesia, mengungkapkan pentingnya kepedulian dengan mendonasikan dana untuk kepentingan harimau sumatera.
"Kami juga mengajak publik untuk mengurangi penggunaan kertas, memilih produk hutan yang lestari ataupun lebih selektif memilih produk sawit," tuturnya.
Produk kertas seperti tisu, kertas tulis, dan karton terbuat dari bahan baku bubur kertas yang dihasilkan oleh industri perkebunan di Sumatera.
Demikian juga sawit yang hampir terdapat di setiap produk makanan dan kosmetik yang dipakai sehari-hari. Sawit dihasilkan oleh perkebunan sawit di Sumatera yang banyak berkontribusi pada kebakaran hutan.
Pengurangan produk kertas dan selektif memilih produk sawit membantu melestarikan hutan Sumatera habitat harimau dari kerusakan.
Tanggal 29 Juli diperingati sebagai hari Harimau Global. Sekaranglah saatnya, siapa pun termasuk warga Jakarta, ikut serta melestarikan harimau sumatera.
Sumber: Kompas
Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>
EmoticonEmoticon