Tampilkan postingan dengan label Info Sumatra. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Info Sumatra. Tampilkan semua postingan

Rabu, 22 Juni 2016

Informasi Moda Transportasi Bandara Minangkabau Padang

INFORMASI MODA TRANSPORTASI BANDARA MINANGKABAU PADANG

Bagi para penumpang yang akan ke Sumatera Barat Bandara Internasional Minangkabau adalah bandara yang menjadi pintu masuk bagi pengguna moda transportasi udara dengan tujuan ke Sumatera Barat. Bandara baru ini mulai beroperasi sejak Juli 2005 menggantikan Bandara Tabing Padang karena penumpang pesawat udara yang menuju Padang terus meningkat denganpesat setiap tahunnya. Kapasitas Bandara baru ini mampu melayani hingga dua setengahjuta penumpang per tahun para penumpang penerbangan domestik maupun Internasional.
Info Bus Damri Bandara Minangkabau Padang.
Moda Angkutan Bandara Sumatera
Damri bandara Minangkabau Padang


Bagi pengguna pesawat udara yang akan melanjutkan perjalanan dengan tujuan ke kota Padang ataupun kota lainnya di Sumatera Barat, Bandara Internasional Minangkabau ini tersedia moda transportasi lanjutan. Moda angkutan yang tersedia selain Taksi Bandara juga tersdiaangkutan Bus Damri dan Bus Tranex , sehingga ada beberapa moda transportasi alternatif bagi penumpang pesawat udara yang menginginkan moda transportasi sesuai dengan tarif yang terjangkau bagi masing-masing penumpang.

BUS DAMRI BANDARA

Bus Damri menjadi pilihan kebanyakan para penumpang yang menginginkan moda transportasi dengan tarif terjangkau.

Jadwal keberangkatan
Pukul 04:30
Pukul 16:15
Pukul 07:15
Pukul 18:15
Pukul 10:15
Pukul 11:15
Pukul 12:15
Pukul 14:15
Pukul 15:15
Pukul 16:15
Pukul 17:15

Rute Bus Damri Bandara Minangkabau: Bandara ke Pasar Raya (Imam Bonjol) Kota Padang

Tarif: Rp. 22.000 / orang
Rute:
Bandara Minangkabau - Simpang Duku - Lubuk Buaya - Basko Grand Mall / Basko Hotel - Ulak Karang - Hotel Pangeran Beach - Jl. Ir.H.Juanda - Jl.Veteran - Plaza Andalas - Jl. Diponegoro - Hotel Inna Muara - Hotel Bumi Minangkabau - Jl.Niaga/Pondok - Imam Bonjol/Pasar Raya
Waktu Operasional: 04.30 WIB s/d 18.00 WIB (Pemberangkatan setiap 1 jam)
Waktu Tempuh: 30 s/d 45 menit (dengan kondisi lalu lintas lancar)
Nomor Kontak Damri Padang: 0751-7806335

BUS TRANEX MANDIRI

Moda Angkutan bandara Sumatera
Tranex Mandiri Bus Bandara Minangkabau Padang
Pilihan moda angkutan lain selain Bus DAMRI, di Bandara Minangkabau Padang juga terdapat moda transportasi lanjutan lainnya yaitu Bus Tranex Mandiri. Moda angkutan ini melayani pengangkutan penumpang dari Bandara Minangkabau ke Lubuk Begalung.

Rute Bus Damri Bandara Minangkabau: Bandara ke Lubuk Begalung
Tarif: Rp. 18.000 / orang
Rute:
Bandara Minangkabau - Simpang Duku - Lubuk Buaya - Tabing - Minang Plaza - Jl. Khatib Sulaiman - Jl. HR. Rasuna Said - Jl. Jend. Sudirman - SMUN I Padang - Jl. H. Agus Salim - Sawahan - Simpang Aru (PT. KAI) - Jl. Dr. Sutomo - Marapalam - Jl. Aru - Simpang Lubuk Begalung
Waktu Operasional: 04.30 WIB s/d 18.00 WIB ( Keberangkat setiap satu jam)
Waktu Tempuh: 30 s/d 45 menit (sesuai dengan kondisi jalan)

Selain moda angkutan bus, penumpang yang akan berangkat dari dan ke bandara Minangkabau Padang bisa memilih taxy sebagai angkutan namun dengan tarif yang lebih mahal. Namun dengan naik taxy para penumpang bisa lebih bebas berangkat karena tidak terikat waktu. beberapa pilihan taxy yang ada di Padang adalah taxy Blue Bird, taxy Kosti dan taxy Angkasa Pura.

Lihat juga:

Senin, 20 Juni 2016

Rest Area Pilihan Pemudik Pada Jalur Lintas Tengah Sumatera

Pada saat menjelang libur lebaran mudik ke kampung halaman menjadi kegiatan yang banyak dilakukan orang. Jalan Lintas Sumatera adalah jalur mudik yang dilewati oleh para pemudik yang akan pulang baik yang dari Jakarta ke Sumatera atau dari kota-kota di Sumatera menuju kampung halaman di Jawa. Pada saat perjalanan mudik sebaiknya menjaga kondisi badan khususnya bagi para pengemudi harus beristrirahat cukup agar tidak terlalu lelah dalam perjalanan. Buat para pemudik yang akan melewati lintas Sumatera di Lampung, salah rest area yang bisa dijadikan tempat berhenti  untuk beristirahat yakni area istirahat kilometer 11, Kalibalangan, Lampung Utara.

Di lokasi tersebut terdapat fasilitas yang bisa digunakan oleh para pemudik antara lain tersedia mushola, warung makan atau restoran makan padang, warungbakso, toko kaos, dan toko makanan ringan. Jika dibandingkan dengan SPBU dan rest area lainnya, rest area KM 11 Kalibalangan ini boleh dikatakan mempunyai kondisi yang lebih baik dibandingkan rest area lainnya yang ada di lintas timur Sumatra.

Dengan lapangan parkir yang cukup luas sehingga kapasitasnya  mampu memuat beberapa bis besar antar provinsi serta belasanmobil pribadi untuk parkir. Dengan kondisi tersebut suasana di rest area ini cukup dimintai para pelintas, sehingga sangat ramai dengan orang-orang yang beristirahat.

Disepanjang jalur Lintas Timur Sumatra, umumnya terdapat beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dengan jarak yang tidak begitu jauh dan mudah ditemukan. Namun, tidak semua stasiun pengisian bahan bakar memiliki tempat istirahat sementara yang memadai. Hanya bisa mengisi bensin dan toilet. Buat para pemudik yang akan melalui Lintas Timur Sumatra, disarankan benar-benar cermat dalam mencari rest area, seperti SPBU, masjid, ataupun rumah makan sehingga bisa beristirahat di rest area yang nyaman dan memadai untuk menghilangkan penat dan lelah perjalanan.



Rest area KM 11 Kalibalangan Lampung Utara ini adalah salah satu pilihan tempat beristirahat bagi para pemudik yang melewati Jalur Lintas Tengah Sumatera.

Jalur Lintas Sumatera
Ilustrasi Mudik Lintas Timur Sumatera

Lihat juga:
Jalur Jalan Raya Lintas Timur Sumatera
Jalur Jalan Raya Lintas Tengah Sumatera
Jalur Jalan Raya Lintas Barat Sumatera
Jalur Jalan Raya Lintas Pantai Timur Sumatera

Peta Lokasi


Senin, 13 Juni 2016

Info Jalur Lintas Sumatera Mudik 2016

Lintas Sumatera
Ilustrasi Jalur Lintas Sumatera Mudik 2016
Persiapan jalur mudik jelang Lebaran tahun 2016 oleh pemerintah dilakukan tidak hanya di Pulau Jawa saja, namun persiapan-persiapan untuk menghadapai libur lebaran 2016 juga dilakukan di Pulau Sumatera dengan jalur Lintas Sumatera yang membentang dari Aceh hingga Lampung.

Di Pulau Sumatera terdapat tiga jalur transportasi utama yakni Jalur Lintas Timur, Jalur Lintas Tengah dan jalur Lintas Barat. Untuk menghadapai timbulnya kemacetan di jalur-jalur tersebut maka sejumlah jalan alternatif disiapkan, termasuk pengoperasian 2 ruas jalan tol yang masuk ke dalam jaringan Jalan Tol Trans Sumatera.

Peta Jalur Lintas Sumatera Jalur Mudik dapat dilihat disini.

Kondisi Jalur Lintas Timur Sumatera

Alternatif pertama adalah Jalan Lintas Timur sepanjang 2.756,94 Km. Pada Lintas Timur yang membentang Lampung-Palembang, kondisi jalan cukup baik. Menurut data Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), hanya ada beberapa ruas jalan dalam kondisi berlubang namun tetap nyaman dilalui.
Masih pada Lintas Timur, kondisi jalan pada jalur Palembang-Jambi-Riau, secara umum masih banyak berlubang. Saat dilakukan survei, tim di lapangan tengah berupaya menutup lubang-lubang tersebut.
Di Lintas Timur ruas Riau-Medan, Kementerian PUPR mencatat kondisi jalan relatif baik namun saat ini ada sejumlah kegiatan penanganan jalan seperti pekerjaan rigid pavement atau pembetonan di lokasi Pebaungan-Tebing Tingi, ada juga pekerjaan bahu jalan di Km 41 dari Medan, serta pekerjaan badan jalan di Kecamatan Bamban.

Baca juga: Daftar Harga Tiket Penyeberangan Ferry Dari Merak Ke Bakauheni 2016

Kondisi Jalur Lintas Tengah Sumatera
Pada Jalur Lintas Tengah Sumatera sepanjang 2.420,40 km, kondisi jalan siap dilintasi pemudik dan bisa jadi alternatif. Namun perlu diwaspadai adanya potensi longsor di beberapa titik.
Lintas tengah ruas Padang-Bukit Tinggi-Payakumbuh jalannya terpantau cukup baik namun ada sejumlah genangan yang akan dijumpai lantaran drainase terganggu di pasar Lubuk Alung. Kementerian PUPR menghimbau para pemudik untuk berhati-hati.
Lintas Tengah pada ruas Sumatera Barat-Sumatera Utara terdapat beberapa titik rawan longsor, meskipun kondisi jalan sudah baik.
Sedangkan Lintas Tengah pada titik Tapanuli Selatan yakni di ruas Sipirok-Turutung kondisi badan jalan masih rusak ringan dan parah.

Penggunaan Jalur Jalan Tol untuk Arus Mudik dan Arus balik


Sementara pertolongan 2 ruas Tol Trans Sumatera yang bisa dioperasikan di antaranya adalah Tol Bakauheni-Terbanggi Besar paket 2 dengan rute Lematang-Kotabaru sepanjang 4 km dan paket 3 dengan rute Branti-Metro sepanjang 12 km. Lengkapnya mengenai jalur jalan tol untuk arus mudik silahkan baca disini.

Sabtu, 14 Mei 2016

Ada Apa Dengan Sumatra

Peta Pulau Sumatra
Peta Pulau Sumatra
Ada apa dengan Sumatra adalah suatu pertanyaan yang menarik, karena itulah salah satu alasan kami membuat blog lintas sumatra ini. Bagi beberapa orang tentulah sumatra menjadi tempat menarik, seperti halnya juga punya ketertarikan dengan Sumatra. Kenapa sumatra yang dipilih? Kenapa bukan Jawa, atau Kalimantan, atau Sulawesi, atau Papua, atau Bali? Bukan berarti tempat lain seperti yang disebut diatas tidak menarik, namun blok ini ingin fokus membahas hal-hal yang terkait dengan Sumatra.

Sumatra adalah salah satu pulau nomor urut 6 dalam daftar pulau-pulau terbesar di dunia merupakan suatu pulau yang sangat menarik. Di pulau ini terdapat tempat-tempat yang memiliki keindahan alam yang menarik sehingga bisa dijadikan sebagai tempat tujuan wisata, mulai dari pemandangan pantai, pemandangan laut, pemandangan gunung dan perbukitan, pemandangan danau, pemandangan air terjun, pemandangan lembah dan sungai. Selain itu pulau Sumatera yang panjangnya sekitar 2000 km dari ujung utara ke ujung selatan didiami oleh berbagai suku bangsa yang memiliki culture dan budaya yang beragam. Ini juga bisa dijadikan sebagai objek wisata.

Pulau Sumatra memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang merupakan bagian dari kekayaan alam Indonesia yang sangat tinggi nilainya. Hutan-hutan Indonesia memiliki berbagai jenis tumbuhan yang memiliki manfaat buat kehidupan manusia karena bisa dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Hutan Indonesia menjadi bagian dari paru-paru dunia yang mempengaruhi system lingkungan hidup secara global. Dunia fauna di Sumatra memiliki hewan-hewan yang beraneka ragam seperti harimau sumatra, gajah sumatra, badak sumatra, orang utan sumatra, dan jenis-jenis binatang lainnya.

Selain itu pulau Sumatra juga memiliki kekayaan alam yang melimpah mulai dari sumber daya alam berupa hutan dengan segala isi dan penghuninya menjadi kekayaan alam yang menarik untuk diketahui. Demikian juga sumber daya yang ada di sumatra yang menyebar di seluruh pulau misalnya sumber energi alam, bahan tambang mineral dan batuan dan lain-lain.

Pulau Sumatra memiliki kesuburan yang baik buat tumbuhan, sehingga banyak jenis tumbuhan yang bisa bertumbuh dengan baik di pulau ini. Dengan kondisi tanah tertentu Pulau Sumatra menjadi pusat perkebunan dengan tanaman unggul tertentu. Banyak perkebunan-perkebunan yang berkembang dan besar yang menghasilkan produk perkebunan yang terbaik, antara lain perkebunan sawit, perkebunan karet, perkebunan teh, dibeberapa tempat ada perkebunan sayur dan bunga serta perkebunan kopi yang menghasilkan kopi sumatra yang terkenal enak dan citra rasanya khas tersebar di berbagai tempat di pulau Sumatra.

Selain itu sumatra menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan semakin meningkatnya usaha-usaha pembangunan dan kegiatan ekonomi menjadikannya menjadi pusat pengembangan ekonomi di bagian barat Indonesia. Berbagi pembagunan khususnya pembangunan infrastuktur sedang dijalankan oleh Indonesia, misalnya pembangunan tol trans sumatra yang akan menghubungkan kota-kota utama di pulau Sumatra. Jalan tol sumatra ini akan membuat peningkatan arus transportasi di dalam pulau Sumatra melengkapi jaringan jalan yang sudah ada sebelumnya yang dikenal dengan jalan Lintas Sumatra. Ini akan membuat pulau Sumatra menjadi lebih menarik.

Selain itu ada apa lagi dengan sumatra? Selain potensi alam dan budaya seperti yang sudah disebut di atas, hal lain yang menarik pada pulau Sumatra adalah letak atau posisi pulau Sumatra. Berada pada bagian barat Indonesia pulau Sumatra menjadi pintu gerbang Indonesia untuk berhubungan dengan negara-negara lain yang letaknya diarah barat Indonesia dan juga dengan negara-negara yang ada di bagian utara. Letak pulau Sumatra yang strategis ini menguntungkan buat masyarakat yang ada disana karena pulau Sumatra akan lebih mudah dijangkau oleh negara-negara luar yang ada di sekitarnya. Hal ini sudah terbukti karena menurut catatan sudah sejak lama beberapa daerah di Sumatra sudah mempunyai hubungan terutama hubungan dengan para pedagang yang datang ke sumatra.

Salah satu contoh adalah kota Barus yang sudah sejak lama didatangi oleh para pedagang untuk melakukan aksi jual beli dengan masyarakat setempat. Bahkan dengan kedatangan para pedagang ini membuag semakin bervariasinya budaya dan adat penduduk wilayah nusantara pada saat itu.
Demikian banyak hal yang menarik mengenai pulau sumatra, namun akan kita lanjut membukanya dalam artikel- artikel berikutnya.

Berbagai Penyebutan Nama Sumatera Dalam Perjalanan Sejarah

Peta Pulau Sumatra
Pulau Sumatra
Nama Sumatra berawal dari keberadaaan Kerajaan Samudera yang terletak di pesisir timur Aceh, yang kemudian pada tahun 1345 berupah menjadi Sumatrah lalu menjadi Sumatra atau Sumatera. Perubahan nama ini diawali pada saat kunjungan Ibnu Batutah yaitu seorang petualang asal Maroko ke negeri ini. Dia melafalkan kata Samudera menjadi Samatrah, dan kemudian menjadi Sumatra atau Sumatera.  Nama ini tercantum dalam peta-peta abad ke-16 buatan Portugis, untuk dirujuk pada pulau ini, sehingga kemudian dikenal meluas sampai sekarang.

Dalam berbagai prasasti, Sumatera disebut dalam bahasa Sanskerta dengan istilah: Suwarnadwipa ("pulau emas") atau Suwarnabhumi ("tanah emas"). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Naskah Buddha yang termasuk paling tua, Kitab Jataka yang menceritakan pelaut-pelaut India menyeberangi Teluk Benggala ke Suwarnabhumi. Dalam cerita Ramayana dikisahkan pencarian Dewi Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa.

Sementara para musafir Arab menyebut Sumatera dengan nama "Serendib" (tepatnya: "Suwarandib"), terjemahan dari nama Suwarnadwipa.  Seorang ahli geografi Persia bernama Abu Raihan Al-Biruni, yang mengunjungi Sriwijaya tahun 1030, mengatakan bahwa negeri Sriwijaya terletak di pulau Suwarandib. Namun ada juga orang yang mengidentifikasi Serendib dengan Srilangka, namun tidak pernah pernah disebut Suwarnadwipa.

Di kalangan bangsa Yunani purba, Sumatera sudah dikenal dengan nama Taprobana. Nama Taprobana Insula telah dipakai oleh Klaudios Ptolemaios, ahli geografi Yunani abad kedua Masehi, tepatnya tahun 165, ketika dia menguraikan daerah Asia Tenggara dalam karyanya Geographike Hyphegesis. Ptolemaios menulis bahwa di pulau Taprobana terdapat negeri Barousai. Mungkin sekali negeri yang dimaksudkan adalah Barus di pantai barat Sumatera, yang terkenal sejak zaman purba sebagai penghasil kapur barus.

Dalam kitab umat Yahudi, Melakim (Raja-raja), pasal 9, diterangkan bahwa Nabi Sulaiman a.s. raja Israil menerima 420 talenta emas dari Hiram, raja Tirus yang menjadi bawahan beliau. Emas itu didapatkan dari negeri Ofir. Kitab Al-Qur’an, Surat Al-Anbiya’ 81, menerangkan bahwa kapal-kapal Nabi Sulaiman berlayar ke “tanah yang Kami berkati atasnya” (al-ardha l-lati barak-Na fiha).
Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa negeri Ophir itu terletak di Sumatera (Gunung Ophir di Pasaman Barat, Sumatera Barat yang sekarang bernama Gunung Talamau?). Perlu dicatat, kota Tirus merupakan pusat pemasaran barang-barang dari Timur Jauh. Ptolemaios pun menulis Geographike Hyphegesis berdasarkan informasi dari seorang pedagang Tirus yang bernama Marinus. Dan banyak petualang Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 mencari emas ke Sumatera dengan anggapan bahwa di sanalah letak negeri Ofir Nabi Sulaiman.
Samudera menjadi Sumatera melewati waktu yang panjang dimana penamaan pulau yang berada dibagian barat Indonesia menjadi pulau Sumatra dipengaruhi oleh berbagai budaya dari berbagai penjuru, hal ini menunjukkan betapa berpengaruhnya pulau Sumatra dalam hubungan antar bangsa sejak dahulu.
Kata yang pertama kali menyebutkan nama Sumatra berasal dari gelar seorang raja Sriwijaya Haji (raja) Sumatrabhumi ("Raja tanah Sumatra"),berdasarkan berita China ia mengirimkan utusan ke China pada tahun 1017. Pendapat lain menyebutkan nama Sumatera berasal dari nama Samudera, kerajaan di Aceh pada abad ke-13 dan abad ke-14. Para musafir Eropa sejak abad ke-15 menggunakan nama kerajaan itu untuk menyebut seluruh pulau. Sama halnya dengan pulau Kalimantan yang disebut Borneo, dari namaBrunai, daerah bagian utara pulau itu yang mula-mula didatangi orang Eropa. Demikian pula pulau Lombok tadinya bernama Selaparang, sedangkan Lombok adalah nama daerah di pantai timur pulau Selaparang yang mula-mula disinggahi pelaut Portugis.

Peralihan Samudera (nama kerajaan) menjadi Sumatera (nama pulau) menarik untuk ditelusuri. Odorico da Pordenone dalam kisah pelayarannya tahun 1318 menyebutkan bahwa dia berlayar ke timur dari Koromandel, India, selama 20 hari, lalu sampai di kerajaan Sumoltra. Ibnu Bathutah bercerita dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) bahwa pada tahun 1345 dia singgah di kerajaan Samatrah. Pada abad berikutnya, nama negeri atau kerajaan di Aceh itu diambil alih oleh musafir-musafir lain untuk menyebutkan seluruh pulau.

Pada tahun 1490 Ibnu Majid membuat peta daerah sekitar Samudera Hindia dan di sana tertulis pulau "Samatrah". Peta Ibnu Majid ini disalin oleh Roteiro tahun 1498 dan muncullah nama "Camatarra". Peta buatan Amerigo Vespucci tahun 1501 mencantumkan nama "Samatara", sedangkan peta Masser tahun 1506 memunculkan nama "Samatra". Ruy d’Araujo tahun 1510 menyebut pulau itu "Camatra", dan Alfonso Albuquerque tahun 1512 menuliskannya "Camatora". Antonio Pigafetta tahun 1521 memakai nama yang agak ‘benar’: "Somatra". Tetapi sangat banyak catatan musafir lain yang lebih ‘kacau’ menuliskannya: "Samoterra", "Samotra", "Sumotra", bahkan "Zamatra" dan "Zamatora".

Catatan-catatan orang Belanda dan Inggris, sejak Jan Huygen van Linschoten dan Sir Francis Drake abad ke-16, selalu konsisten dalam penulisan Sumatera. Bentuk inilah yang menjadi baku, dan kemudian disesuaikan dengan lidah Indonesia: Sumatera atau Sumatra.