Pintu Tol Kalianda JTTS Bakauheni-Terbanggi Besar. PT Hutama Karya Tol memastikan pada tahun ini enam rest area di sepanjang Jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar sudah siap digunakan.
PT Hutama Karya Tol cabang Bakauheni-Terbanggi Besar memastikan pada tahun ini enam rest area di sepanjang Jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar sudah siap digunakan.
Kepala Cabang PT Hutama Karya Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Hanung Hanindito mengatakan, rest area yang selesai pembangunannya tahun ini ada di kilometer 20, 33, dan 87.
“Akan ada tiga pasang rest area yang tahun ini sudah siap. Saat ini dalam proses penyelesaian pembangunan,” ujar Hanung kepada tribun, Senin (5/8/2019).
Hanung mengatakan, selain SPBU, nantinya di rest area tersedia sejumlah fasilitas umum, seperti kamar kecil, musala, kantin, dan area pakir.
Sementara itu, finishing pembangunan ruas tol Terbanggi Besar-Kayu Agung terus dikebut.
Rencananya, ruas tol sepanjang 185 kilometer ini diresmikan Presiden Joko Widodo pada Agustus 2019.
Kacab PT Hutama Karya Tol cabang Terbanggi Besar-Kayu Agung Yoni Satyo mengatakan, pihaknya masih menunggu informasi Kementerian PUPR terkait rencana peresmian.
“Kita masih menunggu konfirmasi dari pemerintah pusat untuk rencana peresmian tersebut. Sejauh ini belum ada informasi tentang kepastian waktunya,” ujar Yoni beberapa waktu lalu.
Menurut dia, saat ini progres pembangunan jalan tol ruas Terbanggi Besar-Kayu Agung sudah mencapai 96 persen.
Main road (badan jalan utama) sudah mencapai 98 persen.
Saat ini, terang Yoni, hanya tinggal penyempurnaan di beberapa titik ruas.
Selain itu, masih dilakukan penyelesaian untuk pintu tol Kayu Agung, marka dan rambu di sepanjang jalan tol.
Dengan beroperasinya jalan tol ruas Terbanggi Besar-Kayu Agung, waktu tempuh Bakauheni-Palembang terpangkas dari 10-12 jam menjadi 4-5 jam saja.
Di sepanjang ruas JTTS Terbanggi Besar-Kayu Agung akan ada sembilan titik rest area, baik pada sisi kanan dan kiri.
Saat ini rest area sedang dalam tahap pembangunan.
Rest area yang telah siap saat ini ada di titik Km 215 dan Km 234.
Jal tol ruas Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140 kilometer telah resmi beroperasi sejak Maret 2019 lalu.
Segera beroperasinya ruas tol Terbanggi Besar-Kayu Agung disambut baik oleh para pengguna jalan tol, khususnya sopir truk angkutan barang.
Pasalnya, kondisi jalan lintas tengah Sumatera relatif lebih jauh dan memakan waktu lama.
Sedangkan jalan lintas timur saat ini kerap mengalami kendala.
Seperti beberapa waktu lalu, jalintim sempat putus akibat jembatan penghubung yang berada di perbatasan Lampung-Sumatera Selatan di Kabupaten Mesuji jebol.
“Kita senang kalau tol Terbanggi Besar-Kayu Agung bisa segera beroperasi. Karena akan mempercepat akses sampai ke Palembang,” terang Safri, sopir truk barang.
Warga Palembang ini mengatakan, terkendalanya jalinpantim beberapa waktu lalu telah menghambat distribusi barang.
Karena truk angkutan barang harus memutar melalui lintas tengah yang membuat waktu tempuh lebih lama.
Terkait tambahan biaya operasional untuk tol, Safri mengatakan itu sudah diperhitungkan oleh perusahaan. (Tribunlampung.co.id/Dedi Sutomo)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul 3 Titik Rest Area di Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Siap Digunakan Tahun Ini, Penulis: Dedi Sutomo Editor: Daniel Tri Hardanto
Sejumlah pekerja tengah membagun ruas jalan tol dari Kayu Agung-Palembang, Kamis (16/5/2019). Dari 33 km ruas tol ini, empat kilometer diantaranya masih berupa tanah merah. Pengerjaan ini ditargetkan rampung pada H-10 Lebaran dan dapat digunakan sebagai jalur fungsional dari Lampung menuju Palembang.
KOMPAS—Di beberapa titik, pembangunan jalan di ruas tol Kayu Agung-Palembang masih belum tuntas. Jalur tersebut masih berupa tanah merah dan kerikil. PT Waskita Karya sebagai kontraktor akan mempercepat pengerjaan untuk melapisi jalan dengan agregat tak berdebu. Jalur ini ditargetkan dapat difungsikan pada 10 hari sebelum Lebaran.
Pengerjaan jalan ruas tol Kayu Agung-Palembang, Kamis (16/5/2019), masih terus berlangsung. Sejumlah kendaraan berat berlalu-lalang mengangkut material dan membangun jalan.
Pada Kamis (16/5/2019), dari sekitar 33 km tersebut, ada sekitar 4 kilometer jalan yang masih tanah merah dan sulit dilalui. Jalur tersebut terletak di STA-13 sampai STA 17.
Akibatnya, kendaraan harus memilih jalan agar tidak terperosok karena tanah masih lunak. Beberapa kali, Kompas salah mengambil jalur, karena belum adanya rambu. Tidak hanya itu, jembatan yang menjadi akses keluar dari tol menuju gerbang tol Kayu Agung, juga belum selesai.
Walau demikian, sejumlah proses pengerjaan terus berlangsung. Di tengah terik matahari, pekerja membenahi jalan. Mereka melapisi tanah dengan batu kerikil dan juga pengerjaan pembangunan jembatan dan gorong-gorong.
Manager Proyek Tol Kapal Betung Aditya Wicaksono saat dihubungi, Kamis (16/5/2019) mengakui masih ada jalan yang masih terus dibangun. Jalan yang masih tanah merah akan dipadatkan dan dilapisi dengan agregat sehingga lebih mudah untuk dilalui. “Nantinya jalan juga akan dilapisi dengan aspal sebagai perekat sehingga saat dilintasi, jalan tidak akan berdebu,” katanya.
Nantinya jalan juga akan dilapisi dengan aspal sebagai perekat sehingga saat dilintasi, jalan tidak akan berdebu
Adapun untuk jembatan akses tol, Aditya menargetkan dalam waktu tiga hari ke depan, jembatan tersebut dapat terselesaikan dan dapat dilalui.
Di tahap akhir, akan dipasang sejumlah rambu yang digunakan pengendara untuk melewati jalan tersebut. Hanya saja, lanjut Aditya, tidak ada penerangan jalan. Karena itu, jalan fungsional hanya akan dibuka pada pagi hingga sore hari.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Sejumlah pekerja tengah membagun ruas jalan tol dari Kayu Agung-Palembang, Kamis (16/5/2019). Dari 33 km ruas tol ini, empat kilometer diantaranya masih berupa tanah merah. Pengerjaan ini ditargetkan rampung pada H-10 Lebaran dan dapat digunakan sebagai jalur fungsional dari Lampung menuju Palembang.
Rencananya, jalan fungsional akan dibuka satu jalur. “Sebagian besar, jalan yang akan dibuka adalah di sebelah kiri arah Lampung menuju Palembang,” katanya. Namun, di beberapa ruas, pengendara akan diarahkan ke jalur sebelahnya.
Aditnya mengatakan, pembukaan tol fungsional ini dilakukan untuk menyediakan jalur alternatif bagi masyarakat. Secara keseluruhan progres pembangunan jalur tol Kayu Agung-Palembang sekitar 75 persen dan di ditargetkan baru akan rampung pada September 2019.
Akses keluar tol rawan
Adapun untuk akses keluar tol, hanya akan diberlakukan di kawasan Kayu Agung dan Palembang tepatnya di Kawasan Jakabaring, sementara akses keluar di Jejawi tidak akan difungsikan.
Pantauan Kompas, jalur akses keluar tol di kedua jalur tersebut memiliki lebar sekitar delapan meter. Namun, saat tiba di jalan lintas sumatera, jalan menyempit menjadi enam meter.
Adapun akses jalan masuk menuju tol sebagian besar masih tanah dan berdebu. Hal serupa juga terjadi di pintu keluar kayu agung yang juga sebagian besar masih tanah dan jalan agregat.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Sejumlah pekerja tengah membagun ruas jalan tol dari Kayu Agung-Palembang, Kamis (16/5/2019). Dari 33 km ruas tol ini, empat kilometer diantaranya masih berupa tanah merah. Pengerjaan ini ditargetkan rampung pada H-10 Lebaran dan dapat digunakan sebagai jalur fungsional dari Lampung menuju Palembang.
Aditya menegaskan, pihaknya akan terus melakukan pembangunan jalan sehingga dapat dilalui dengan nyaman. “Saya menargetkan pada H-10 Lebaran, semua pengerjaan jalan fungsional bisa rampung,” kata Aditya.
Saya menargetkan pada H-10 Lebaran, semua pengerjaan jalan fungsional bisa rampung
Tenaga Ahli Utama Pengendalian Pembangunan Monitoring dan Evaluasi Program Prioritas Nasional Bidang Infrastruktur Kantor Staf Presiden Febry Calvin Tetelepta saat memantau kesiapan tol Trans Sumatera Selasa (14/5/2019), memprediksi minat pemudik dari Jawa ke Sumatera menggunakan tol Trans Sumatera sangat tinggi. Sebab, ini kali pertama tol di Sumatera digunakan. Terlebih pada saat yang sama harga tiket pesawat melonjak sehingga banyak yang mudik melalui darat.
Panjang tol dari Lampung ke Palembang 363 kilometer. Tol Sumatera yang sudah diresmikan operasional dari Bakauheni Lampung Selatan – Terbanggi Besar Lampung Tengah 140,7 km. Sementara dari Terbanggi Besar ke Pematang Panggang, Kabupaten Mesuji, panjangnya 112 km dan ruas Pematang Panggang ke Kayu Agung sepanjang 77 km dianggap fungsional.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Sejumlah pekerja tengah membagun ruas jalan tol dari Kayu Agung-Palembang, Kamis (16/5/2019). Dari 33 km ruas tol ini, empat kilometer diantaranya masih berupa tanah merah. Pengerjaan ini ditargetkan rampung pada H-10 Lebaran dan dapat digunakan sebagai jalur fungsional dari Lampung menuju Palembang.
“Bakal ramai pemudik yang gunakan tol Trans Sumatera. Walaupun belum sepenuhnya rampung, namun sudah bisa digunakan,” kata Febry.
Tol Trans Sumatera belum memiliki rest area yang permanen. Namun, dari Bakauheni sampai ke Pematang Panggang disiapkan rest areadarurat. Di rest area darurat itu disediakan fasilitas ruang salat, kantin, toilet, dan pengisian bahan bakar. Selain rest area darurat yang disiapkan pemerintah, terdapat juga warung-warung makan darurat milik warga.
Siap Digunakan
Sebelumnya, Kakorlantas Polri Inspektur Jenderal Refdi Andri menjelaskan, tol fungsional diperkirakan akan dibuka pada 29 Mei 2019 atau bersamaan dengan dimulainya operasi ketupat 2019. Namun pihaknya masih akan memantau perkembangan pengerjaan di ruas tol yang akan difungsikan.
“Kalau bisa digunakan akan kita gunakan, tetapi kalau belum siap, ya tidak kita gunakan. Yang pasti pada 10 hari sebelum hari raya, semua pengerjaan harus sudah selesai,” katanya.
Refdi menerangkan, berdasarkan pemeriksaan, jalur Bakauheni- Pematang Panggang sudah bisa dilalui dengan lancar. Hanya saja, jalur dari Pematang Panggang-Kayu Agung, masih perlu pembenahan. “Penyelenggara jalan tentu akan melakukan percepatan pengerjaan agar jalur ini dapat difungsikan,” ungkapnya.
Hal yang utama adalah keberadaan rest area yang harus sesuai dengan standar minimum. Selain itu, perlu ada peningkatan jaringan sinyal karena di beberapa titik jaringan komunikasi masih sulit di dapat. “Kami akan berkoordinasi dengan pihak provider untuk menyediakan jaringan di titik tersebut,” katanya.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Sejumlah pekerja tengah membagun ruas jalan tol dari Kayu Agung-Palembang, Kamis (16/5/2019). Dari 33 km ruas tol ini, empat kilometer diantaranya masih berupa tanah merah. Pengerjaan ini ditargetkan rampung pada H-10 Lebaran dan dapat digunakan sebagai jalur fungsional dari Lampung menuju Palembang.
Refdi menerangkan, berkaca pada arus angkutan lebaran tahun sebelumnya, kemungkinan puncak arus mudik akan terjadi pada H-2 lebaran dan H+1. Untuk itu, akan ada perlakuan khusus agar tidak terjadi kemacetan terutama saat pengalihan dari jalur tol ke non tol atau sebaliknya.
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara mengatakan pihaknya sudah menyiapkan 2.000 personel dalam operasi ketupat. Salah satunya adalah untuk mengamankan titik rawan. “Tim sniper pun disiapkan. Hal ini untuk mengantisipasi sejumlah bentuk kejahatan seperti begal dan bajing loncat,” katanya. (AIN/IRE)
Polisi kehutanan dari Kesatuan Pengelolaan Hutan Batutegi, Kabupaten
Tanggamus, Lampung, dibantu aparat dari Kepolisian Sektor Pulau Panggung
dan anggota TNI dari Koramil 424-08 Pulau Panggung menyita 44 batang
kayu hasil pembalakan liar dari dalam kawasan Register 39, kawasan hutan
lindung Batutegi, Senin (28/1/2019). Sebanyak 50 batang kayu yang
ditemukan pada Senin dini hari hilang sebelum diamankan petugas.
KOMPAS— Pembalakan liar di kawasan hutan lindung di Provinsi Lampung
masih marak. Para pelaku mengincar kayu sonokeling. Selain
terorganisasi, jaringan pelaku juga sampai ke para petugas hukum.
Kamis
(9/5/2019), tim gabungan dari Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Kota
Agung Utara serta Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Wilayah Sumatera menyita 70 balok kayu sonokeling yang
diduga hasil pembalakan di Register 39, Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Petugas juga menangkap empat orang yang diduga bagian dari jaringan
pembalakan liar.
Keempat tersangka ditangkap saat hendak
mengangkut kayu dari kawasan hutan lindung menggunakan truk. Para
tersangka adalah sopir truk (AR), pemberi modal, dan penampung kayu
ilegal (JN). Warga sekitar, IB, pencari kayu sonokeling yang akan
ditebang. BW tukang ukur kayu.
Petugas belum bisa menangkap
tersangka eksekutor atau penebang kayu. ”Petugas mengintai tiga hari.
Mereka sempat menghentikan operasi karena tahu ada petugas,” kata
petugas polisi kehutanan dari KPH Kota Agung Utara, Dodi Hanafi, Minggu
(19/5).
Tiga bulan terakhir, kata Hanafi, ada tiga kasus
pembalakan liar di kawasan KPHL Kota Agung Utara. Para penebang kayu
umumnya warga dari luar kawasan.
Penyidik Balai Pengamanan dan
Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sumatera, Romi
Akbar, menuturkan, sindikat terorganisasi. Setiap orang punya peran:
pencari kayu, penebang, pengangkut, hingga pemodal.
Pola
komunikasi pembalak liar terputus. Anggota tertangkap mengaku tak saling
kenal. Dapat perintah lewat telepon. Di Jambi, aparat penegak hukum
dituntut tegas menindak pelaku pembalakan dan tambang liar. Presiden
juga diharapkan tidak ragu bertindak tegas.
Direktur Komunitas
Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Rudi Syaf, mengatakan, pembalakan dan
tambang liar menghancurkan lingkungan, semasif pembakaran lahan.
”Presiden jangan ragu beri sanksi atau mencopot pimpinan aparat yang tak
mampu mengatasi pembalakan dan tambang liar,” katanya.
Diberitakan,
kedua aktivitas ilegal itu marak di sejumlah daerah. Di Jambi,
pencurian kayu menghancurkan hutan alam tersisa di ekosistem Bukit
Tigapuluh ataupun ekosistem gambut Berbak-Sembilang. Tambang liar
minyak masif di Kabupaten Batanghari. Adapun tambang emas liar menyebar
di sepanjang hulu Daerah Aliran Sungai Batanghari.
Pekan lalu,
tim Direktorat III Tindak Pidana Terbatas Bareskrim Polri mendapati
aliran kayu-kayu ilegal memasok kebutuhan industri kayu di Jambi. Jumlah
kayu curian lebih dari 2.000 meter kubik. (VIO/ITA)