Potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) saat musim kemarau rentan terjadi di wilayah Lampung Selatan (Lamsel).
Akibat puntung rokok sebuah lahan di tepi Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) KM 8 Desa Hatta, Kecamatan Bakauheni, terbakar pada Senin (5/8). Joko, salah satu warga setempat mengungkapkan kebakaran diduga berasal dari puntung rokok pengendara yang melintas.
Joko, warga Desa Hatta Kecamatan Bakauheni berusaha memadamkan api yang membakar semak-semak diduga akibat puntung rokok yang dibuang sembarangan, Senin (5/8/2019) – Foto: Henk Widi
Lokasi kebakaran lahan yang berada di dekat pintu keluar (exit) Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Bakauheni Utara membuat pengendara terganggu. Asap pekat akibat terbakarnya lahan berakibat pengendara motor mengalami gangguan pernapasan dan pandangan.
Upaya pemadaman disebut Joko dilakukan menggunakan bambu dan kayu. Sebab ia khawatir api akan merembet ke kebun warga yang ditanam pohon sengon dan pisang.
Selain pengendara motor, sejumlah kendaraan yang keluar dari pintu tol Bakauheni Utara terlihat harus berhati-hati. Sebab akibat terbakarnya lahan di dekat pintu masuk dan keluar tol jarak pandang terganggu.
Selain itu titik exit tol Bakauheni Utara terhubung dengan jalan lintas Sumatera dari arah Bakauheni ke Kalianda dan sebaliknya. Pemadaman disebut Joko terkendala angin kencang dan panas di sekitar lokasi.
“Awalnya api hanya kecil namun bertambah besar karena angin kencang dan udara kering mempercepat terbakarnya rumput kawatan, ilalang dan daun kering. Saya padamkan api bersama dua orang agar api tidak membesar,” ungkap Joko saat ditemui Cendana News tengah memadamkan api, Senin (5/8/2019) sore.
Joko menyebut potensi kebakaran yang tinggi membuat warga harus waspada. Sebab selain membahayakan ke permukiman warga, akibat kebakaran lahan perkebunan produktif bisa ikut terbakar.
Angin kencang dengan udara kering saat kemarau berimbas proses kebakaran bisa merembet dengan cepat. Selain membahayakan bagi warga sekitar, asap yang ditimbulkan mengakibatkan gangguan kesehatan.
Potensi kebakaran salah satunya akibat puntung rokok diakui Deni Yusuf, anggota Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Lamsel.
Sejumlah pekerja tengah membagun ruas jalan tol dari Kayu Agung-Palembang, Kamis (16/5/2019). Dari 33 km ruas tol ini, empat kilometer diantaranya masih berupa tanah merah. Pengerjaan ini ditargetkan rampung pada H-10 Lebaran dan dapat digunakan sebagai jalur fungsional dari Lampung menuju Palembang.
KOMPAS—Di beberapa titik, pembangunan jalan di ruas tol Kayu Agung-Palembang masih belum tuntas. Jalur tersebut masih berupa tanah merah dan kerikil. PT Waskita Karya sebagai kontraktor akan mempercepat pengerjaan untuk melapisi jalan dengan agregat tak berdebu. Jalur ini ditargetkan dapat difungsikan pada 10 hari sebelum Lebaran.
Pengerjaan jalan ruas tol Kayu Agung-Palembang, Kamis (16/5/2019), masih terus berlangsung. Sejumlah kendaraan berat berlalu-lalang mengangkut material dan membangun jalan.
Pada Kamis (16/5/2019), dari sekitar 33 km tersebut, ada sekitar 4 kilometer jalan yang masih tanah merah dan sulit dilalui. Jalur tersebut terletak di STA-13 sampai STA 17.
Akibatnya, kendaraan harus memilih jalan agar tidak terperosok karena tanah masih lunak. Beberapa kali, Kompas salah mengambil jalur, karena belum adanya rambu. Tidak hanya itu, jembatan yang menjadi akses keluar dari tol menuju gerbang tol Kayu Agung, juga belum selesai.
Walau demikian, sejumlah proses pengerjaan terus berlangsung. Di tengah terik matahari, pekerja membenahi jalan. Mereka melapisi tanah dengan batu kerikil dan juga pengerjaan pembangunan jembatan dan gorong-gorong.
Manager Proyek Tol Kapal Betung Aditya Wicaksono saat dihubungi, Kamis (16/5/2019) mengakui masih ada jalan yang masih terus dibangun. Jalan yang masih tanah merah akan dipadatkan dan dilapisi dengan agregat sehingga lebih mudah untuk dilalui. “Nantinya jalan juga akan dilapisi dengan aspal sebagai perekat sehingga saat dilintasi, jalan tidak akan berdebu,” katanya.
Nantinya jalan juga akan dilapisi dengan aspal sebagai perekat sehingga saat dilintasi, jalan tidak akan berdebu
Adapun untuk jembatan akses tol, Aditya menargetkan dalam waktu tiga hari ke depan, jembatan tersebut dapat terselesaikan dan dapat dilalui.
Di tahap akhir, akan dipasang sejumlah rambu yang digunakan pengendara untuk melewati jalan tersebut. Hanya saja, lanjut Aditya, tidak ada penerangan jalan. Karena itu, jalan fungsional hanya akan dibuka pada pagi hingga sore hari.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Sejumlah pekerja tengah membagun ruas jalan tol dari Kayu Agung-Palembang, Kamis (16/5/2019). Dari 33 km ruas tol ini, empat kilometer diantaranya masih berupa tanah merah. Pengerjaan ini ditargetkan rampung pada H-10 Lebaran dan dapat digunakan sebagai jalur fungsional dari Lampung menuju Palembang.
Rencananya, jalan fungsional akan dibuka satu jalur. “Sebagian besar, jalan yang akan dibuka adalah di sebelah kiri arah Lampung menuju Palembang,” katanya. Namun, di beberapa ruas, pengendara akan diarahkan ke jalur sebelahnya.
Aditnya mengatakan, pembukaan tol fungsional ini dilakukan untuk menyediakan jalur alternatif bagi masyarakat. Secara keseluruhan progres pembangunan jalur tol Kayu Agung-Palembang sekitar 75 persen dan di ditargetkan baru akan rampung pada September 2019.
Akses keluar tol rawan
Adapun untuk akses keluar tol, hanya akan diberlakukan di kawasan Kayu Agung dan Palembang tepatnya di Kawasan Jakabaring, sementara akses keluar di Jejawi tidak akan difungsikan.
Pantauan Kompas, jalur akses keluar tol di kedua jalur tersebut memiliki lebar sekitar delapan meter. Namun, saat tiba di jalan lintas sumatera, jalan menyempit menjadi enam meter.
Adapun akses jalan masuk menuju tol sebagian besar masih tanah dan berdebu. Hal serupa juga terjadi di pintu keluar kayu agung yang juga sebagian besar masih tanah dan jalan agregat.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Sejumlah pekerja tengah membagun ruas jalan tol dari Kayu Agung-Palembang, Kamis (16/5/2019). Dari 33 km ruas tol ini, empat kilometer diantaranya masih berupa tanah merah. Pengerjaan ini ditargetkan rampung pada H-10 Lebaran dan dapat digunakan sebagai jalur fungsional dari Lampung menuju Palembang.
Aditya menegaskan, pihaknya akan terus melakukan pembangunan jalan sehingga dapat dilalui dengan nyaman. “Saya menargetkan pada H-10 Lebaran, semua pengerjaan jalan fungsional bisa rampung,” kata Aditya.
Saya menargetkan pada H-10 Lebaran, semua pengerjaan jalan fungsional bisa rampung
Tenaga Ahli Utama Pengendalian Pembangunan Monitoring dan Evaluasi Program Prioritas Nasional Bidang Infrastruktur Kantor Staf Presiden Febry Calvin Tetelepta saat memantau kesiapan tol Trans Sumatera Selasa (14/5/2019), memprediksi minat pemudik dari Jawa ke Sumatera menggunakan tol Trans Sumatera sangat tinggi. Sebab, ini kali pertama tol di Sumatera digunakan. Terlebih pada saat yang sama harga tiket pesawat melonjak sehingga banyak yang mudik melalui darat.
Panjang tol dari Lampung ke Palembang 363 kilometer. Tol Sumatera yang sudah diresmikan operasional dari Bakauheni Lampung Selatan – Terbanggi Besar Lampung Tengah 140,7 km. Sementara dari Terbanggi Besar ke Pematang Panggang, Kabupaten Mesuji, panjangnya 112 km dan ruas Pematang Panggang ke Kayu Agung sepanjang 77 km dianggap fungsional.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Sejumlah pekerja tengah membagun ruas jalan tol dari Kayu Agung-Palembang, Kamis (16/5/2019). Dari 33 km ruas tol ini, empat kilometer diantaranya masih berupa tanah merah. Pengerjaan ini ditargetkan rampung pada H-10 Lebaran dan dapat digunakan sebagai jalur fungsional dari Lampung menuju Palembang.
“Bakal ramai pemudik yang gunakan tol Trans Sumatera. Walaupun belum sepenuhnya rampung, namun sudah bisa digunakan,” kata Febry.
Tol Trans Sumatera belum memiliki rest area yang permanen. Namun, dari Bakauheni sampai ke Pematang Panggang disiapkan rest areadarurat. Di rest area darurat itu disediakan fasilitas ruang salat, kantin, toilet, dan pengisian bahan bakar. Selain rest area darurat yang disiapkan pemerintah, terdapat juga warung-warung makan darurat milik warga.
Siap Digunakan
Sebelumnya, Kakorlantas Polri Inspektur Jenderal Refdi Andri menjelaskan, tol fungsional diperkirakan akan dibuka pada 29 Mei 2019 atau bersamaan dengan dimulainya operasi ketupat 2019. Namun pihaknya masih akan memantau perkembangan pengerjaan di ruas tol yang akan difungsikan.
“Kalau bisa digunakan akan kita gunakan, tetapi kalau belum siap, ya tidak kita gunakan. Yang pasti pada 10 hari sebelum hari raya, semua pengerjaan harus sudah selesai,” katanya.
Refdi menerangkan, berdasarkan pemeriksaan, jalur Bakauheni- Pematang Panggang sudah bisa dilalui dengan lancar. Hanya saja, jalur dari Pematang Panggang-Kayu Agung, masih perlu pembenahan. “Penyelenggara jalan tentu akan melakukan percepatan pengerjaan agar jalur ini dapat difungsikan,” ungkapnya.
Hal yang utama adalah keberadaan rest area yang harus sesuai dengan standar minimum. Selain itu, perlu ada peningkatan jaringan sinyal karena di beberapa titik jaringan komunikasi masih sulit di dapat. “Kami akan berkoordinasi dengan pihak provider untuk menyediakan jaringan di titik tersebut,” katanya.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Sejumlah pekerja tengah membagun ruas jalan tol dari Kayu Agung-Palembang, Kamis (16/5/2019). Dari 33 km ruas tol ini, empat kilometer diantaranya masih berupa tanah merah. Pengerjaan ini ditargetkan rampung pada H-10 Lebaran dan dapat digunakan sebagai jalur fungsional dari Lampung menuju Palembang.
Refdi menerangkan, berkaca pada arus angkutan lebaran tahun sebelumnya, kemungkinan puncak arus mudik akan terjadi pada H-2 lebaran dan H+1. Untuk itu, akan ada perlakuan khusus agar tidak terjadi kemacetan terutama saat pengalihan dari jalur tol ke non tol atau sebaliknya.
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara mengatakan pihaknya sudah menyiapkan 2.000 personel dalam operasi ketupat. Salah satunya adalah untuk mengamankan titik rawan. “Tim sniper pun disiapkan. Hal ini untuk mengantisipasi sejumlah bentuk kejahatan seperti begal dan bajing loncat,” katanya. (AIN/IRE)
Lokasi pembangunan Jalan Tol Aceh-Sumatera Utara dimulai dari Blang Bintang, Aceh Besar-Sigli. Saat ini, lokasi pembangunan sudah ditentukan, seperti terlihat pada Senin (3/9/2018). Namun, pembebasan lahan terhambat karena sejumlah warga menolak nilai ganti rugi yang ditentukan panitia pembebasan lahan.
KOMPAS — Sebagian besar warga di Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, belum mau melepaskan tanahnya untuk jalan tol dengan harga yang ditawarkan panitia pembebasan lahan. Warga akan menempuh jalur hukum dengan melayangkan gugatan ke pengadilan.
Pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum(LBH) Banda Aceh, Syahrul, pemegang kuasa warga penggugat, Senin (24/9/2018), mengatakan, jalur hukum menjadi jalan terakhir setelah beberapa kali musyawarah tidak mencapai titik temu. Ia berharap warga menang di pengadilan sehingga ada peluang menegosiasi ulang.
Pembangunan Jalan Tol Banda Aceh–Sigli dimulai dari Blang Bintang, Aceh Besar, hingga Padang Tiji, Pidie. Jalan tol itu bagian tol Sumatera, dari Banda Aceh hingga Sumatera Utara. Saat ini tahapannya masuk pada pembebasan lahan.
Syahrul mengatakan, saat ini sudah ada 40 warga yang menyerahkan surat kuasa dan dokumen pendukung untuk menyusun berkas gugatan. Sisa sekitar 40 orang lagi akan menyerahkan kuasa dalam beberapa hari ke depan.
”Batas pengajuan gugatan ke pengadilan pada 4 Oktober 2018, saat ini kami sedang menyiapkan berkas,” kata Syahrul.
Aspirasi diabaikan
Menurut Syahrul, warga harus menempuh jalur hukum karena aspirasi mereka tidak direspons panitia dan pemerintah daerah. Syahrul menyatakan, pemerintah membiarkan warga berjuang sendiri.
”Padahal, mereka adalah rakyat, pemerintah daerah seharusnya berjuang bersama rakyat,” kata Syahrul.
Warga tidak mau melepaskan lahannya karena menganggap harga yang ditawarkan panitia jauh di bawah harga jual beli yang berlaku. Sebagai contoh, pada 2010, warga menjual lahan untuk pembangunan SMK Penerbangan seharga Rp 72.000 per meter persegi.
Pada 2013 warga menjual lahan kepada Pemprov Aceh yang kemudian dihibahkan untuk TNI AU seharga Rp 130.000 per m2. Namun, panitia menilai lahan yang bersisian dengan lahan yang dibeli SMK Penerbangan dan Pemprov Aceh lebih rendah, yakni Rp 40.000-Rp 80.000
”Seharusnya pada tahun 2018 harga tanah semakin naik, bukan turun,” kata Syahrul.
Ganti rugi yang ditetapkan tim penilai bervariasi, Rp 30.000-Rp 265.000 per m2. Harga tergantung letak lahan dan tingkat produktivitas. Untuk penggarap lahan negara, kawasan hutan diberikan ganti rugi Rp 12.000 per m2.
Syahrul menambahkan, bukti jual beli lahan yang dilakukan warga akan dilampirkan sebagai bahan kajian bagi majelis hakim. Dengan harga yang ditawarkan panitia, warga tidak dapat membeli lahan dengan luas yang sama di tempat lain. Padahal, lahan itu sumber kehidupan mereka.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Pembangunan jalan tol di Sumatera mendukung rancangan pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera yang membujur mulai dari Aceh hingga Lampung sepanjang 2.771 kilometer yang dibagi menjadi 23 ruas. Menurut rencana, pembangunannya dilakukan secara bertahap hingga 2025.
Jalan Tol Trans-Sumatera di Aceh direncanakan dibangun dalam empat tahapan. Tahap pertama dari Aceh Besar sampai Pidie (Banda Aceh-Sigli) sejauh 75 km, tahap kedua dari Pidie sampai Lhokseumawe 135 km, tahap ketiga dari Lhokseumawe sampai Langsa 135 km, dan terakhir dari Langsa hingga Binjai, Sumatera Utara, 110 km.
Pejabat pembuat komitmen Jalan Tol Sigli-Banda Aceh, Alfisyah, mengatakan, di Kecamatan Blang Bintang, dari 130 bidang tanah yang harus dibebaskan sebanyak 25 bidang atau warga telah setuju dengan harga yang ditawarkan panitia, sedangkan sisanya 105 bidang menolak.
Alfisyah mengatakan, langkah yang ditempuh warga dengan menggugat ke pengadilan sudah tepat. Pihaknya akan mengikuti apa pun keputusan pengadilan. ”Penilaian dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti jika warga belum sepakat masih ada jalur hukum yang bisa ditempuh,” kata Alfisyah.
Juru Bicara Pemprov Aceh Wiratmadinata mengatakan, pemerintah telah memfasilitasi penyelesaian polemik penentuan harga lahan antara warga dan panitia. Banyak warga yang setuju dengan harga dari panitia.
”Soal ganti rugi yang dianggap murah, kami kira itu subyektif karena perhitungan harga itu memiliki rumus dan teknik sendiri menurut perundang-undangan. Menurut Pemprov Aceh, harga sudah proporsional,” katanya.
Polisi kehutanan dari Kesatuan Pengelolaan Hutan Batutegi, Kabupaten
Tanggamus, Lampung, dibantu aparat dari Kepolisian Sektor Pulau Panggung
dan anggota TNI dari Koramil 424-08 Pulau Panggung menyita 44 batang
kayu hasil pembalakan liar dari dalam kawasan Register 39, kawasan hutan
lindung Batutegi, Senin (28/1/2019). Sebanyak 50 batang kayu yang
ditemukan pada Senin dini hari hilang sebelum diamankan petugas.
KOMPAS— Pembalakan liar di kawasan hutan lindung di Provinsi Lampung
masih marak. Para pelaku mengincar kayu sonokeling. Selain
terorganisasi, jaringan pelaku juga sampai ke para petugas hukum.
Kamis
(9/5/2019), tim gabungan dari Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Kota
Agung Utara serta Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Wilayah Sumatera menyita 70 balok kayu sonokeling yang
diduga hasil pembalakan di Register 39, Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Petugas juga menangkap empat orang yang diduga bagian dari jaringan
pembalakan liar.
Keempat tersangka ditangkap saat hendak
mengangkut kayu dari kawasan hutan lindung menggunakan truk. Para
tersangka adalah sopir truk (AR), pemberi modal, dan penampung kayu
ilegal (JN). Warga sekitar, IB, pencari kayu sonokeling yang akan
ditebang. BW tukang ukur kayu.
Petugas belum bisa menangkap
tersangka eksekutor atau penebang kayu. ”Petugas mengintai tiga hari.
Mereka sempat menghentikan operasi karena tahu ada petugas,” kata
petugas polisi kehutanan dari KPH Kota Agung Utara, Dodi Hanafi, Minggu
(19/5).
Tiga bulan terakhir, kata Hanafi, ada tiga kasus
pembalakan liar di kawasan KPHL Kota Agung Utara. Para penebang kayu
umumnya warga dari luar kawasan.
Penyidik Balai Pengamanan dan
Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sumatera, Romi
Akbar, menuturkan, sindikat terorganisasi. Setiap orang punya peran:
pencari kayu, penebang, pengangkut, hingga pemodal.
Pola
komunikasi pembalak liar terputus. Anggota tertangkap mengaku tak saling
kenal. Dapat perintah lewat telepon. Di Jambi, aparat penegak hukum
dituntut tegas menindak pelaku pembalakan dan tambang liar. Presiden
juga diharapkan tidak ragu bertindak tegas.
Direktur Komunitas
Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Rudi Syaf, mengatakan, pembalakan dan
tambang liar menghancurkan lingkungan, semasif pembakaran lahan.
”Presiden jangan ragu beri sanksi atau mencopot pimpinan aparat yang tak
mampu mengatasi pembalakan dan tambang liar,” katanya.
Diberitakan,
kedua aktivitas ilegal itu marak di sejumlah daerah. Di Jambi,
pencurian kayu menghancurkan hutan alam tersisa di ekosistem Bukit
Tigapuluh ataupun ekosistem gambut Berbak-Sembilang. Tambang liar
minyak masif di Kabupaten Batanghari. Adapun tambang emas liar menyebar
di sepanjang hulu Daerah Aliran Sungai Batanghari.
Pekan lalu,
tim Direktorat III Tindak Pidana Terbatas Bareskrim Polri mendapati
aliran kayu-kayu ilegal memasok kebutuhan industri kayu di Jambi. Jumlah
kayu curian lebih dari 2.000 meter kubik. (VIO/ITA)
Kondisi Jalan Lintas Sumatera ruas Palembang-Jambi kian memprihatinkan,
Senin (25/2/2019). Banyak jalan bergelombang dan berlubang. Akibatnya,
waktu tempuh pun meningkat hingga dua kali lipat dan kerap terjadi
kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa. Pemerintah diharapkan segera
memperbaiki jalan tersebut.
KOMPAS Kondisi Jalan Lintas Sumatera rute Palembang-Jambi
memprihatinkan. Sejumlah ruas jalan rusak sedang hingga berat. Waktu
tempuh perjalanan meningkat karena macet panjang. Rusaknya jalan juga
jadi penyebab kecelakaan yang merenggut korban jiwa.
Senin
(25/2/2019), Suratman (47) sedang menunggu bantuan. Truk yang ia
kemudikan terperosok di bahu Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di
Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, dalam
perjalanan dari Sungai Lilin menuju Pelabuhan Boom Baru, Palembang.
Sejak subuh, ia berupaya mengeluarkan truk bermuatan 23 ton minyak
kelapa sawit mentah (CPO), tetapi tak berhasil.
Kondisi Jalinsum,
terutama yang menghubungkan Palembang-Jambi, berlubang dan bergelombang
hampir di semua ruas. Kondisi itu terjadi sejak empat bulan lalu.
Di
sejumlah titik ruas jalan, debu pekat mengganggu pengendara. Di bahu
jalan, banyak tumpukan tanah bekas galian. Rabu (13/2), kecelakaan
terjadi di Lubuk Karet, Kecamatan Betung, Kabupaten Banyuasin.
Akibatnya, 3 orang tewas dan 10 orang luka-luka.
Kepala Dinas
Perhubungan Kabupaten Banyuasin Supriyadi mengatakan, kecelakaan kerap
terjadi di Jalinsum ruas Palembang-Jambi. Selain jalan rusak, juga ada
tikungan tajam di beberapa ruas jalan.
Jalan sangat sempit
dibandingkan jumlah kendaraan yang lewat. Ia berharap jalan dilebarkan
untuk mengurangi kemacetan dan kecelakaan.
Sabtu (23/2), Kompas
menyusuri Jalinsum dari Palembang-Bayung Lencir sejauh 138 kilometer.
Beberapa ruas jalan tampak rusak parah, terutama di Kecamatan Sungai
Lilin dan Bayung Lencir.
Kompas menyaksikan, dua truk terguling
sehingga terjadi kemacetan sekitar 7 kilometer. Untuk mencapai Kecamatan
Bayung Lencir perlu waktu 7 jam. Padahal, normalnya hanya 4 jam.
Jalinsum merupakan jalur strategis dan jadi akses utama pengangkutan
komoditas seperti karet, sawit, kayu, dan CPO.
Kepala Dinas
Perhubungan Musi Banyuasin Pathi Ridwan mengatakan, pemda, perusahaan,
dan masyarakat sekitar memperbaiki jalan secara swadaya. Lubang jalan
ditambal dengan batu agregat. ”Kami sangat berharap jalan segera
diperbaiki,” katanya.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional Palembang V Syaiful Anwar menjelaskan, dari 390 kilometer
panjang jalan Jalinsum yang menghubungkan Sumsel- Jambi dan
Sumsel-Lampung sekitar 15 persen rusak.
Hal itu akibat muatan
kendaraan yang melebihi kemampuan jalan serta drainase tertutup oleh
pembangunan warga di bahu jalan. Akibatnya, air hujan menggenangi dan
merusak jalan.
Untuk perbaikan sejumlah ruas Jalinsum tahun 2019,dianggarkan dana Rp 1,4 triliun. (RAM)
Jalan Tol Trans-Sumatera terus berbenah menyambut pemudik.
Kemacetan, minimnya tempat istirahat, dan ancaman tindak kejahatan tetap
perlu diwaspadai saat melintasi jalur ini.
Foto udara Jalan Tol Trans-Sumatera dan Jalan Lintas Timur Sumatera yang
langsung terhubung ke Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni, Lampung
Selatan, diambil pada Minggu (19/5/2019). Kawasan itu menjadi gerbang
utama masuknya kendaraan dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera. Arus
kendaraan dan pemudik pada Lebaran 2019 yang melewati daerah itu
diperkirakan naik sekitar 15 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
KOMPAS Pemerintah terus membenahi Jalan Tol Trans-Sumatera dari
Bakauheni, Lampung, hingga Palembang, Sumatera Selatan, agar siap
digunakan pada tujuh hari menjelang Lebaran atau H-7. Masalah seperti
kemacetan, minimnya tempat istirahat, dan tindak kejahatan tetap perlu
diwaspadai pemudik saat melintasi jalan tol sepanjang 366 kilometer
tersebut.
Kajian Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Perhubungan, jalan tol itu diprediksi akan dilintasi 88.335 kendaraan
pada masa mudik Lebaran tahun ini. Ruas jalan yang sudah operasional
dari Bakauheni hingga Terbanggi Besar (139,9 kilometer). Adapun ruas
Terbanggi Besar–Pematang Panggang–Kayu Agung masih fungsional, dan ruas
Kayu Agung–Palembang masih dalam pengerjaan.
Penelusuran Kompas,
Selasa hingga Sabtu (14-18/5/2019), pembenahan Jalan Tol Trans-Sumatera
terus dilakukan, mulai dari pengerasan jalan, pembangunan tempat
istirahat darurat, hingga penyediaan stasiun pengisian bahan bakar untuk
umum (SPBU).
Saat meninjau Tol Trans-Sumatera, Selasa (14/5),
Tenaga Ahli Utama Pengendalian Pembangunan Monitoring dan Evaluasi
Program Prioritas Nasional Bidang Infrastruktur Kantor Staf Presiden
Febry Calvin Tetelepta memperkirakan, minat masyarakat untuk melintasi
Jalan Tol Trans-Sumatera cukup tinggi. Selain karena tertarik mencoba
jalan tol baru, mahalnya harga tiket pesawat juga akan membuat
masyarakat memakai jalur darat.
Secara terpisah, Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan,
pemudik bisa melewati Tol Trans-Sumatera dari Bakauheni hingga
Palembang. Namun, ruas Pematang Panggang-Kayu Agung-Palembang belum
rampung dikerjakan. Ada ruas yang belum dilapisi aspal dan yang masih
berupa jalan tanah.
Untuk ruas tol yang fungsional hanya
beroperasi pada pukul 06.00-18.00. Meski belum tuntas, Jalan Tol
Trans-Sumatera dapat memangkas waktu tempuh Bandar Lampung-Palembang
hingga enam jam dibandingkan melalui jalan lintas timur Sumatera yang
memakan waktu sekitar 12 jam. Namun, sejumlah persoalan seperti potensi
kemacetan perlu diantisipasi.
Kemacetan dapat terjadi di sejumlah
pintu keluar karena adanya penyempitan jalur atau jalan rusak dari arah
jalan tol menuju jalan nasional atau arteri. Beberapa titik yang rawan
macet, seperti di Gerbang Tol Bakauheni, karena banyak kendaraan
berpotensi masuk bersamaan seusai turun dari kapal penyeberangan.
Selain
itu, kemacetan karena penyempitan jalan dapat terjadi di gerbang keluar
Simpang Pematang, Pematang Panggang, Kayu Agung, dan Jakabaring,
Palembang, Sumatera Selatan. Adapun titik rawan macet karena jalan rusak
berada di pintu keluar tol Kota Baru. Tempat istirahat darurat
Hal lain yang berpotensi mengganggu kenyamanan mudik adalah minimnya
tempat istirahat di Tol Trans-Sumatera. Dari Bakauheni hingga Palembang,
hanya ada tempat istirahat darurat.
Ada 11 tempat istirahat
darurat yang dipersiapkan dari Bakauheni hingga Pematang Panggang.
Fasilitas darurat ini memakai kontainer sebagai ruang shalat, istirahat,
dan kantin. Disediakan juga toilet dan SPBU modular milik Pertamina.
Warga
juga membangun warung tenda yang menyediakan makanan, minuman, toilet,
dan balai istirahat. Namun, pengendara harus memarkir kendaraan di bahu
jalan sehingga dapat memicu kemacetan jika terjadi penumpukan kendaraan
di tempat istirahat darurat.
Sales Executive Ritel Rayon V
Pertamina Sumatera Bagian Selatan Ferry Fernando menjamin kebutuhan
bahan bakar untuk pemudik melalui Tol Trans-Sumatera. ”Kami menyiapkan
Pertamax dan Solar Dex, tetapi jumlah di setiap rest area berbeda, 3
kiloliter sampai 5 kiloliter,” ujarnya.
Pertamina juga menyiapkan
bahan bakar kemasan 5 liter dan 10 liter. Namun, pemudik tetap perlu
membawa bahan bakar cadangan untuk antisipasi kekurangan di perjalanan.
Pasalnya, di ruas Kayuagung-Palembang tak tersedia tempat istirahat.
Masalah
lain yang perlu diantisipasi adalah tindak kejahatan yang mungkin
terjadi di beberapa ruas jalan tol, seperti di jalur Tulang Bawang,
Lampung, hingga Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Di jalan non-tol
di kawasan ini kerap terjadi penodongan atau pemerasan dengan senjata
tajam.
Kondisi rawan ini tak lepas dari minimnya penerangan jalan
dan tiadanya pagar yang membatasi area tol dengan lahan perkebunan.
Kawasan di sekitar tol juga jarang ditemui permukiman penduduk.
Sekretaris
Asosiasi Jasa Pengiriman Logistik Sumatera Selatan Haris Jumadi
mengakui, sopir truk logistik kerap diperas di Jalintim di kawasan
Mesuji, di perbatasan Lampung-Sumatera Selatan. Kondisi ini bisa menjadi
potensi bergesernya tindak kriminal ke jalan tol. Penembak jitu
Untuk meningkatkan keamanan, Haris mengusulkan ada patroli jalan raya,
penjagaan di pintu-pintu tol, dan pusat panggilan darurat yang aktif dan
tersosialisasikan dengan baik.
Terkait hal itu, Kepala
Kepolisian Daerah Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Zulkarnain
Adinegara menjamin tak akan ada tindak kriminal bagi pemudik. Sebanyak
2.000 personel, termasuk penembak jitu (sniper), telah disiapkan. ”Tim
sniper disiapkan untuk mengantisipasi sejumlah bentuk kejahatan, seperti
begal dan bajing loncat,” katanya.(AIN/RAM/SKA/XTI/REN/MEL/IRE)
Pengunjung Monas antusias menaiki bus listrik transJakarta yang sedang
diuji coba untuk antar jemput dari parkiran IRTI hingga ke pintu masuk
Tugu Monas, Jakarta, dan sebaliknya, Minggu (19/5/2019). Menurut
rencana, uji coba ini akan berlangsung hingga tiga bulan ke depan setiap
Sabtu dan Minggu.
Pengunjung Monas antusias menaiki bus listrik transJakarta yang sedang
diuji coba untuk antar jemput dari parkiran IRTI hingga ke pintu masuk
Tugu Monas, Jakarta, dan sebaliknya, Minggu (19/5/2019).
Pengunjung Monas antusias antre menaiki bus listrik transJakarta yang
sedang diuji coba untuk antar jemput dari parkiran IRTI hingga pintu
masuk Tugu Monas, Jakarta, dan sebaliknya, Minggu (19/5/2019).
Pengunjung Monas antusias menaiki bus listrik transJakarta yang sedang
diuji coba untuk antar jemput dari parkiran IRTI hingga ke pintu masuk
Tugu Monas, Jakarta, dan sebaliknya, Minggu (19/5/2019).
PT TransJakarta melakukan uji coba bus listrik untuk antar jemput
pengunjung Monas dari parkiran IRTI hingga pintu masuk Tugu Monas,
Jakarta, dan sebaliknya, Minggu (19/5/2019). Menurut rencana, uji coba
ini akan berlangsung hingga tiga bulan ke depan setiap Sabtu dan Minggu.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) akan menggratiskan biaya tarik tunai antar bank di ATM. Hal ini sebagai kompensasi terjadinya gangguan terhadap 5.700 ATM BCA karena tidak berfungsi dengan baiknya satelit Telkom 1.
Nantinya BCA akan mengganti biaya tarik tunai antar bank yang dilakukan nasabah di akhir bulan. Penggantian biaya tarik tunai antar bank ini akan berakhir seiring dengan selesainya penanganan gangguan Telkom 1.
Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA bilang penanganan ATM BCA yang terkena masalah ini akan selesai dalam waktu 2 sampai 3 minggu. "BCA akan mengganti biaya tarik tunai ATM antar bank yang dilakukan oleh nasabah," ujar Jahja ketika memberikan keterangan resmi, Senin (28/8).
Jahja menekankan, penggantian biaya ini khusus diberikan kepada nasabah yang melakukan tarik tunai selain BCA.
Seperti diketahui jika nasabah BCA mengambil tunai di ATM bank lain akan dikenakan biaya Rp 7.500.
Jika nasabah melakukan transfer atau cek saldo di ATM bank lain, menurut Jahja tidak termasuk dalam biaya yang diganti oleh BCA ini.
BCA menyiapkan dana tunai sebesar Rp 50 miliar sampai Rp 70 miliar sebagai pengganti biaya tarik tunai antar bank ini. Jahja berharap dengan semakin cepatnya proses penyelesaian 5.700 ATM dan 126 kantor kas yang bermasalah, diharapkan biaya yang dikeluarkan akan semakin rendah.
Sebagai gambaran saat ini nasabah BCA yang menggunakan ATM BCA sebagai sarana transaksi adalah sebesar 4 sampai 5 juta nasabah. Sedangkan nasabah BCA yang menggunakan ATM bank lain sebagai media transaksi sebesar 100.000 sampai 400.000 nasabah.
Sabang, wilayah paling
barat Indonesia punya deretan pantai eksotis. Salah satunya adalah Pantai Iboih
yang sekali seumur hidup kamu harus ke sini.
Berada di sebelah timur Pulau Sabang, Iboih memiliki pantai yang cantik
menggoda. Pasir putih, laut biru, langit yang cerah dan Pulau Rubiah di
seberang pantai menjadi pemandangan utama di Iboih.
Bayangkan, kamu duduk di atas pasir lembut dengan pemandangan hijau Pulau
Rubiah dan cakrawala biru ditemani oleh belaian angin lembut dan sinar
matahari. Liburan impian.
Iboih, Si Cantik di Ujung Barat Indonesia
Sabang pun terus 'merias' diri dengan melengkapi fasilitas-fasilitas penunjang
pariwisata. Di depan pantainya pun terdapat masjid, atm, toko oleh-oleh serta
lahan parkir.
Pengunjung bebas untuk mengeksplore daerah Iboih. Kental dengan syariat islam,
bukan berarti pantai ini tak bisa dinikmati.
Kamu boleh berpakaian bebas asalkan sopan. Bagian ketiak tidak kelihatan dan
celana di bawah lutut. Turis pun menaati peraturan ini lho!
Mau liburan ke sini? Jalur Pantai Iboih belum memiliki transportasi publik.
Sehingga kamu harus menyewa mobil, motor atau kapal untuk sampai ke sini.
Untuk mobil memakan waktu tempuh sekitar 20 menit, motor dan kapal sekitar 45
menit. Harga yang ditawarkan pun bervariasi.
Kalau mau ke Sabang denga motor kamu bisa datang ke penyewaan motor di kota
atau pun di Pelabuhan Balohan dengan harga Rp 100.000 pwr hari. Untuk penyewaan
mobil juga variasi mulai dari Rp 600.000 - Rp 800.000 per hari. Tergantung dari
merk mobil.
Penyewaan kapal bisa dibilang cukup mahal, sekitar Rp 1.000.000 per boatnya.
Boat ini cukup untuk 5 orang.
Sabang - Liburan ke
Sabang tidak lengkap tanpa wisata kuliner. Traveler harus coba Mie Jalak. Pas
untuk sarapan pagi.
detikTravel mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Sabang, Selasa (23/5/2017)
atas undangan Kementerian Pariwisata. Jalan-jalan ke Kota Sabang, tak lengkap
rasanya kalau tidal wisata kuliner.
Di pusat kota yang berada di Jl Perdagangan, banyak terdapat pertokoan. Salah
satunya rumah makan. Tak hanya Mie Aceh, ada satu lagi yang tak boleh traveler
lewatkan, Mie Jalak. Diberi nama Jalak, karena pembuatnya bernama Pak Jalak.
Bentuk mie-nya lurus dan gepeng. Berwarna sedikit pucat, Mie Jalak ditaburi
daun bawang, telur rebus dan potongan tumis ikan kecap.
Ini juga perlu dicoba traveler. Enak! (Bonauli/detikTravel)
Diberi sedikit kuah dan sambal, Mie Jalak bakalan menggoyang lidah traveler
yang baru pertama kali mencoba. Enak banget!
Makan Mie Jalak enggak lengkap tanpa minuman favorit khas Aceh, teh tarik.
Kalau sudah begini, traveler yang letih sehabis jalan-jalan akan merasa kembali
bertenaga.
Teh tarik sebagai pelengkap (Bonauli/detikTravel)
Mie Jalak bisa traveler temukan di satu tempat di Jl Perdagangan 17, Sabang di
Kedai Aneka Ria. Kedai ini buka mulai pagi sekitar pukul 09.00 - 22.00 WIB.
Harganya Rp 12.000 per porsinya.
Bukan hanya Mie Jalak, kedai ini juga menyajikan roti bakar dan kopi tarik.
Inilah menu sarapan yang bakalan bikin traveler semangat buat menjelajahi Kota
Sabang.
Kalau ke Sabang, jangan lupa mampir ke sini ya! (Bonauli/detikTravel)
Kapal pembangkit listrik atau Marine Vessel Power Plant
(MVPP) asal Turki, yakni Karadeniz Powership Onur Sultan bersandar di Pelabuhan
Belawan Medan.
Kapal MVPP adalah salah satu yang terbesar di dunia.
Memiliki panjang/Length Over All (LOA) 295,82 meter, lebar 46 meter dan bobot
90.084 ton, kapal ini sudah berlabuh di perairan Belawan sejak Jumat malam
(21/5/2017).
"Pelindo 1 telah menyiapkan pelayanan pemanduan dan
penundaan untuk melayani proses sandar kapal ini di Dermaga Khusus PLTU
Sicanang, Belawan. Untuk pelayanan kapal MVPP ini, Pelindo 1 telah menyiapkan 7
kapal tunda, 3 orang pandu/pilot, dan
penyiapan alur" jelas General Manajer Pelabuhan Belawan, Yarham Harid
dalam keterangan resminya, Minggu (21/5/2017).
Menurut dia, perseroan juga memastikan kesiapan proses
pelayanan kapal ini melalui koordinasi dan supervisi dengan berbagai pihak
seperti syahbandar.
Pengecekan sarana prasarana dan kesiapan pekerja di lapangan
menjadi faktor penting agar pelayanan kapal ini dapat berjalan lancar dan
efisien.
Keberadaan MVPP ini diharapkan dapat menutupi serta
mengantisipasi defisit listrik dalam jangka pendek dan memperkuat sistem
kelistrikan di Sumatera bagian Utara.
Kapal pembangkit ini memiliki kapasitas daya 240 MW, dan
dapat ditingkatkan hingga 480 MW. Sehingga diharapkan tidak ada lagi masalah
pemadamam listrik di wilayah Sumatera bagian Utara.
Kapal ini diberangkatkan dari Istanbul, Turki pada bulan April lalu, yang serah terimanya
dilakukan langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, T. Erry Nuradi.